Pemerintah telah mengusulkan program Beasiswa Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp 7,5 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN-P) 2013. Dana tersebut diambil dari tambahan anggaran pendidikan sebesar 20%.
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana, besaran anggaran tersebut seiring dengan perluasan jumlah penerima dan kenaikan pada unit biaya masing-masing siswa.
"BSM memang berasal dari dana pendidikan, nilainya mencapai Rp 7,5 triliun atau 20% dari penambahan total belanja APBN-P," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Dalam APBN-P 2013, lanjut dia, terdapat penyesuaian pendidikan, terutama untuk merealisasikan program BSM dan Beasiswa Bidik Misi senilai Rp 7,5 triliun dari semula belum tercantum di APBN 2013.
"Ada tambahan anggaran pendidikan dari sebelumnya Rp 336,8 triliun menjadi Rp 344,8 triliun," paparnya.
Armida menjelaskan, basis penerima BSM tersebut kini jumlahnya bakal mencapai angka 16,6 juta siswa untuk seluruh tingkat pendidikan, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat. Sedangkan jumlah penerima BSM sekarang masih 8,7 juta siswa
"Unit cost juga meningkat, seperti tingkat SD awalnya mendapat jatah Rp 360 ribu per tahun, setelah kenaikan harga BBM subsidi akan naik menjadi Rp 450 ribu plus Rp 200 ribu untuk uang buku dan lainnya. Serta tingkat SMP dari Rp 550 ribu menjadi Rp 750 ribu ditambah Rp 200 ribu per tahun," jelas dia.
BSM ini, Armida bilang, akan disalurkan pada Agustus ini apabila terjadi penyesuaian harga subsidi BBM di Juni 2013 saat tahun ajaran baru dimulai.
"Sedangkan untuk periode tahun depan akan diberikan Maret-April ini sebagai pembayaran tahap I dan tahap II di Agustus-September 2014," ucapnya.
Penyalurannya, diterangkan Armida, siswa bakal diberikan satu kartu yang dikirimkan langsung kepada rumah tangga sasaran. Dengan kartu tersebut, siswa dapat melaporkan ke pihak sekolah sehingga akhirnya bisa menggunakan dana BSM. (Fik/Ndw)
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana, besaran anggaran tersebut seiring dengan perluasan jumlah penerima dan kenaikan pada unit biaya masing-masing siswa.
"BSM memang berasal dari dana pendidikan, nilainya mencapai Rp 7,5 triliun atau 20% dari penambahan total belanja APBN-P," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Dalam APBN-P 2013, lanjut dia, terdapat penyesuaian pendidikan, terutama untuk merealisasikan program BSM dan Beasiswa Bidik Misi senilai Rp 7,5 triliun dari semula belum tercantum di APBN 2013.
"Ada tambahan anggaran pendidikan dari sebelumnya Rp 336,8 triliun menjadi Rp 344,8 triliun," paparnya.
Armida menjelaskan, basis penerima BSM tersebut kini jumlahnya bakal mencapai angka 16,6 juta siswa untuk seluruh tingkat pendidikan, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat. Sedangkan jumlah penerima BSM sekarang masih 8,7 juta siswa
"Unit cost juga meningkat, seperti tingkat SD awalnya mendapat jatah Rp 360 ribu per tahun, setelah kenaikan harga BBM subsidi akan naik menjadi Rp 450 ribu plus Rp 200 ribu untuk uang buku dan lainnya. Serta tingkat SMP dari Rp 550 ribu menjadi Rp 750 ribu ditambah Rp 200 ribu per tahun," jelas dia.
BSM ini, Armida bilang, akan disalurkan pada Agustus ini apabila terjadi penyesuaian harga subsidi BBM di Juni 2013 saat tahun ajaran baru dimulai.
"Sedangkan untuk periode tahun depan akan diberikan Maret-April ini sebagai pembayaran tahap I dan tahap II di Agustus-September 2014," ucapnya.
Penyalurannya, diterangkan Armida, siswa bakal diberikan satu kartu yang dikirimkan langsung kepada rumah tangga sasaran. Dengan kartu tersebut, siswa dapat melaporkan ke pihak sekolah sehingga akhirnya bisa menggunakan dana BSM. (Fik/Ndw)