Liputan6.com, Jakarta - Menjelang musim libur dan mudik Lebaran, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti kondisi kerawanan tsunami di banyak daerah pesisir di Indonesia, salah satunya di Jalan Underpass Lintas Selatan Kulonprogo, Yogyakarta. Dwikorita meminta semua pihak untuk tetap waspada dan menyiapkan skema agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di daerah rawan tsunami.
Terkait potensi tsunami di pesisir selatan Yogyakarta sendiri, Ketua Tim Humas BMKG DIY Stasiun Geofisika Sleman Ayu K Ekarsti, saat dihubungi tim Regional Liputan6.com, Kamis (13/3/2025) mengatakan, wilayah pesisir selatan Yogyakarta memang sejak lama dikenal sebagai daerah rawan tsunami. Bukan tanpa sebab, merunut sejarahnya, Yogyakarta sering dilanda gempa besar, salah satunya gempa Jogja 2006.
Advertisement
"Di Yogyakarta ada Sesar Opak, tsunami merupakan bencana ikutan yang diakibatkan gempa besar yang bersumber dari pergerakan lempeng di laut," katanya.
Ayu menegaskan, daerah rawan tsunami tentunya adalah daerah yang berada dekat dengan sumber pembangkit tsunami dalam hal ini untuk di Yogyakarta sendiri berada di pesisir selatan wilayah DIY.
"Tapi jangan panik, kita sudah membangun kesiapsiagaan di DIY, gempa tidak bisa diprediksi, mohon dukungan untuk selalu menjaga fasilitas yang sudah dibangun," katanya.
Wilayah jalan underpass lintas selatan Bandara Yogyakarta sendiri masuk dalam Kelurahan Glagah. Menurut Ayu, kelurahan itu telah diakui secara internasional sebagai desa tangguh tsunami yang telah memiliki fasilitas dalam upaya mitigasi bencana tsunami
"Mitigasi yang perlu pemudik lakukan adalah angan panik, perhatikan kondisi sekitar, perhatikan rambu evakuasi, selalu menjaga fasilitas terkait mitigasi bencana," katanya.
Wanti-Wanti Kepala BMKG
Sebelumnya, menjelang musim libur dan mudik Lebaran, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti kondisi kerawanan tsunami di Jalan Underpass Lintas Selatan Kulonprogo, Yogyakarta, yang harus perlu diwaspadai banyak pihak.
"Titik risiko yang perlu diwaspadai salah satunya, ya, jalan underpas lintas selatan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo, underpas di situ adalah zona rawan tsunami," katanya, dalam rapat kerja terkait persiapan infrastruktur dan transportasi mudik dengan anggota Komisi V DPR RI, Selasa (11/3/2025) lalu di Jakarta.
Dwikorita menyarankan pada periode perjalanan libur lebaran tahun ini supaya kementerian teknis bisa menerapkan skema buka tutup lalu lintas pada ruas masuk ke jalan underpas yang berupa terowongan itu, sekaligus menyosialisasikannya sejak dini ke masyarakat.
Pihaknya menilai sistem buka tutup ini dapat mengurangi kepadatan volume kendaraan yang melintas dalam terowongan, dan itu juga akan membantu sebagai bentuk mitigasi bila kerawanan tsunami di laut pantai selatan sewaktu-waktu terjadi.
Berdasarkan pemaparan Menteri Perhubungan dalam rapat kerja tersebut diketahui jumlah pelaku perjalanan periode libur lebaran tahun ini diprediksi meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah pelaku perjalanan diprediksi menjadi sebanyak 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Pergerakan di Pulau Jawa diperkirakan menjadi yang terbesar pada puncak arus mudik yang mulai berlangsung sekitar 21 Maret dan arus balik 11 April 2025.
"Jadi mohon Kementerian PU, Polri buka tutup jangan sampai macet, nanti mobil justru akan terjebak saat evakuasi bila terjadi tsunami," katanya.
Dwikorita menegaskan bahwa BMKG menjamin keandalan distribusi informasi terkait peringatan dini tsunami-deteksi gempa bumi termasuk peringatan dini cuaca ekstrem dengan mengaktifkan seluru sumber daya meterologi, klimatologi dan geofisika yang ada.
Advertisement