Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah melawati 100 hari. Ada satu kursi kabinet yang diganti, yakni Menteri Pendidikan Tinggi, Sain dan Teknologi (Mendikti Saintek).
Menurut Koordinator Nasional Tim 8 Prabowo, Wignyo Prasetyo bahwa pergantian jabatan menteri tidak cukup satu, sebab ada beberapa lagi pembantu presiden yang menunjukkan performa kurang baik.
Advertisement
“Sepertinya presiden perlu mengganti banyak menteri atau pembantunya. Banyak menteri pembantu presiden yang sama sekali tidak nampak kinerja baiknya,” kata mantan tahanan politik era orde baru, kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (16/3).
Wignyo menambahkan bahwa hal tersebut menunjukkan para menteri yang tak memahami visi Presiden Prabowo.
“Kinerja yang kurang baik dari para menteri mempertontonkan kalau mereka ini tidak paham visi presiden. Kalau mereka itu paham tentu cepat menerjemahkan arahan presiden dalam bekerja,” tegas Wignyo.
Isu Sri Mulyani Mundur, Dasco: Saya Cek ke Pemerintah Belum Ada Rencana Reshuffle
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyebut, pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu adalah pertemuan biasa yakni berbuka puasa bersama sembari membahas isu ekonomi terkini.
"Kemarin yang saya tahu pertemuan itu adalah pertemuan berbuka puasa, sambil membahas keadaan ekonomi terkini," kata Dasco usai inspeksi dadakan (sidak) di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (14/3/2025).
Menurut Dasco pertemuan itu tak ada pembahasan atau hubungannya dengan rencana reshuffle kabinet. Dasco mengaku sudah mengecek ke pemerintah jika dalam waktu dekat ini tak ada rencana pergantian menteri di kabinet.
"Dan saya sudah juga cek kepada pemerintah, belum ada rencana reshuffle dan kalau kepada Bu Sri Mulyani juga saya belum sempat (bertanya)," ujar Dasco.
"Tapi kalau melihat pertemuan buka puasa kemarin yang seperti teman-teman lihat di media, keduanya penuh keakraban," sambungnya.
Menurut Dasco, isu reshuffle Sri Mulyani yang beredar tak berdasar dan hanya menggangu hikmad puasa.
"Saya pikir isu yang dibuat di luaran, itu adalah isu yang tidak berdasar dan membuat semangat berpuasa menjadi kendor," katanya.
Advertisement