Liputan6.com, Jakarta: Keinginan melepaskan diri dari Dana Moneter Internasional (IMF) membuat pemerintah harus mencari alternatif pembiayaan bujetnya. Untuk itu, pemerintah akan menerbitkan obligasi internasional pada 2004. Besar pemasukan yang diharapkan dari penerbitan obligasi internasional ini sekitar Rp 3,5 triliun. Demikian diutarakan Menteri Keuangan Boediono di Jakarta, baru-baru ini.
Untuk pembiayaan dalam negeri, tambah dia, akan dihasilkan dari perbankan dan nonperbankan seperti privatisasi Badan Usaha Milik Negara, pemasukan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional serta surat utang negara. "Jadi Total pembiayaan dalam negeri pada RAPBN 2004 ditetapkan sekitar Rp 40 triliun," jelas Boediono.
Terhitung 2004, pemerintah resmi berhenti menambah utang kepada IMF. Sejalan dengan itu, utang-utang dari negara-negara yang tergabung dalam Paris Club juga akan dihentikan. Dengan begitu, sumber pembiayaan pemerintah akan berkurang. Artinya, pemerintah perlu mencari cara untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [baca: Indonesia Dianjurkan Segera Mencari Sumber Pembiayaan Baru].(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
Untuk pembiayaan dalam negeri, tambah dia, akan dihasilkan dari perbankan dan nonperbankan seperti privatisasi Badan Usaha Milik Negara, pemasukan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional serta surat utang negara. "Jadi Total pembiayaan dalam negeri pada RAPBN 2004 ditetapkan sekitar Rp 40 triliun," jelas Boediono.
Terhitung 2004, pemerintah resmi berhenti menambah utang kepada IMF. Sejalan dengan itu, utang-utang dari negara-negara yang tergabung dalam Paris Club juga akan dihentikan. Dengan begitu, sumber pembiayaan pemerintah akan berkurang. Artinya, pemerintah perlu mencari cara untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [baca: Indonesia Dianjurkan Segera Mencari Sumber Pembiayaan Baru].(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)