Pengusaha Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) memiliki cerita kelam akibat rendahnya keuntungan dari penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Bahkan, minimnya untung membuat pengusaha milih mengubah fungsi SPBU menjadi ruko karena keuntungannya lebih besar.
Ketua Himpunan Wiraswata Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengatakan, sejak 10 tahun lalu, margin yang diberikan ke pengusaha SPBU yang menjual BBM subsidi tak berubah yaitu sekitar Rp 150 per liter.
"Seandainya pengusaha menjual 20 ton per hari, dikalikan Rp 150 (margin) hanya dapat Rp 300 ribu sehari. Kalau kata Bu Karen (Direktur Utama PT Pertamina) beli kerupuk aja tidak cukup Rp 150," ungkap Eri di Jakarta, Selasa (11/6/2013) malam.
Kecilnya margin, lanjut Eri, membuat pengusaha memutuskan mengalihkan fungsi SPBU-nya menjadi rumah toko (ruko). Pasalnya, keuntungan menyewakan ruko lebih besar ketimbang menyalurkan BBM bersubsidi. Terlebih kecilnya margin juga berkurang karena pengusaha harus menaikan upah petugas SPBU dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
"Bahkan sudah ada SPBU yang alih fungsi menjadi ruko, karena harga tanah sudah Rp 10 juta. Kalau hanya harapkan return dari SPBU yang Rp 150 mending digunakan untuk ruko," tuturnya.
Jika margin tersebut tidak dinaikkan, Eri menyatakan banyak SPBU yang tidak dapat bertahan dan gulung tikar. Karena itu Pertamina memutuskan mengusulkan kenaikan margin distribusi BBM subsidi sebesar Rp 50 per liter, di mana jatah pengusaha SPBU sebesar Rp 30 per liter dan Rp 20 per liter untuk tambahan biaya distribusi. Dengan begitu, pengusaha SPBU bisa mendapatkan margin distribusi BBM sebesar Rp 180 per liter.
"Baik premium dan solar, baru disesuaikan Febuari 2013 itupun harus alami tahapan audit. Dan margin baru naik sampai Rp 205 per liter, tapi harus dengan seleksi ketat dengan mendapatkan sertifikasi Pasti Pas. Seperti jalan harus bersih, hitungan pas, petugas SPBU ramah," jelasnya.
Eri berjanji jika usulan Pertamina tersebut direstui DPR, para pengusaha SPBU akan meningkatkan pelayanan ke konsumen. "Mudah-mudahan bisa jadi modal untuk tumbuh kembangkan pelayanan BBM ke masyarakat. karena kami merupakan ujung tombak pelayanan BBM di masyarakat," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Kisah Kelam Pengusaha: Untung Kecil, SPBU Alih Fungsi Jadi Ruko
Pengusaha SPBU memiliki cerita kelam saat menjalankan bisnis jualan BBM subsidi di Tanah Air. Apakah itu?
diperbarui 12 Jun 2013, 08:25 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dihadiri Jajaran Kabinet Merah Putih, Putri Zulkifli Hasan Membuka Workshop PAN di Surabaya
DPP PDIP Desak Polisi Tangkap Pemasangan Spanduk Negatif Jelang Kongres
Menteri Rosan Bertemu Tiga Perusahaan Raksasa Tiongkok Bahas Percepatan Investasi Mobil Listrik di Indonesia
Piala Presiden 2024 Untung Rp31,9 Miliar, Digunakan untuk Bantu Program Timnas Indonesia
Jakarta hingga Nusantara, Seperti Ini Tren Perjalanan Indonesia Tahun 2024
Budi Arie Setiadi Diberondong 18 Pertanyaan soal Kasus Judi Online
Bupati Banyuwangi Tegaskan Komitmen Perlindungan Terhadap Buruh Migran
Petarung One Championship, Johan Ghazali Mengaku Terinspirasi Superbon
Zsa Zsa Utari Bintangi Scandal 3 yang Tayang di Vidio: Siapa Nadya dan Apa Misinya?
VIDEO: 7 Jam Diperiksa! Yasonna Laoly Jalani Pemeriksaan Kasus Harun Masiku
VIDEO: PPN Naik Jadi 12 Persen ! Hadi Poernomo: Pajak Minta Transparansi Pengelolaan Uang
Resep Jamu Rebusan Daun untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami