Harga emas diprediksi bakal menguat pada pekan depan sambil menunggu kebijakan moneter yang akan diambil Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Berdasarkan hasil survei emas Kitco, yang dikutip dari Forbes, Sabtu (15/6/2013), menunjukkan dari 23 responden, sebanyak 15 responden melihat harga emas akan naik, sementara enam responden berpendapat harga akan turun dan dua orang menilai harga bakal stagnan.
Pada pekan lalu, 41% dari responden survei sebelumnya menyatakan harga emas akan naik (bullish). Pada Jumat siang, harga emas naik sekitar US$ 3 per ounce, sesuai dengan perkiraan peserta survei. Sejak 13 Mei 2011 ketika survei dimulai hingga 31 Mei, sekitar 44% dari survei terbukti benar.
Responden yang melihat harga yang lebih tinggi mengatakan mereka berharap harga emas untuk bangkit sedikit setelah berada dikisaran US$ 1.375 ke $ 1.425 per ounce.
Sterling Smith, pakar komoditas dari Citibank Kelembagaan Client Group, mengatakan pertemuan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan adalah kartu liar.
"Saya berpendapat kita akan melihat sedikit perubahan dalam sikap The Fed karena mereka terlihat seperti mereka terjebak situasi. Pasar harus mendapatkan gagasan bahwa kebijakan suku bunga rendah berakhir. Saya kira hal ini bisa membuat harga emas menjadi sedikit bullish, "katanya.
Sementara responden yang melihat harga lemah mengatakan mereka mengharapkan emas untuk menguji sisi negatifnya karena hanya ada sedikit alasan yang bagi emas untuk bergerak naik.
Richard Baker, Editor Eureka Miner Report, memperkirakan harga emas dapat tertekan ke level US$ 1.365 per ounce. "Sampai saat ini hubungan emas dan pasar saham AS cukup kuat, jadi saya memprediksi harga emas bakal terus melemah dalam jangka pendek," papat dia. (Ndw)
Berdasarkan hasil survei emas Kitco, yang dikutip dari Forbes, Sabtu (15/6/2013), menunjukkan dari 23 responden, sebanyak 15 responden melihat harga emas akan naik, sementara enam responden berpendapat harga akan turun dan dua orang menilai harga bakal stagnan.
Pada pekan lalu, 41% dari responden survei sebelumnya menyatakan harga emas akan naik (bullish). Pada Jumat siang, harga emas naik sekitar US$ 3 per ounce, sesuai dengan perkiraan peserta survei. Sejak 13 Mei 2011 ketika survei dimulai hingga 31 Mei, sekitar 44% dari survei terbukti benar.
Responden yang melihat harga yang lebih tinggi mengatakan mereka berharap harga emas untuk bangkit sedikit setelah berada dikisaran US$ 1.375 ke $ 1.425 per ounce.
Sterling Smith, pakar komoditas dari Citibank Kelembagaan Client Group, mengatakan pertemuan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan adalah kartu liar.
"Saya berpendapat kita akan melihat sedikit perubahan dalam sikap The Fed karena mereka terlihat seperti mereka terjebak situasi. Pasar harus mendapatkan gagasan bahwa kebijakan suku bunga rendah berakhir. Saya kira hal ini bisa membuat harga emas menjadi sedikit bullish, "katanya.
Sementara responden yang melihat harga lemah mengatakan mereka mengharapkan emas untuk menguji sisi negatifnya karena hanya ada sedikit alasan yang bagi emas untuk bergerak naik.
Richard Baker, Editor Eureka Miner Report, memperkirakan harga emas dapat tertekan ke level US$ 1.365 per ounce. "Sampai saat ini hubungan emas dan pasar saham AS cukup kuat, jadi saya memprediksi harga emas bakal terus melemah dalam jangka pendek," papat dia. (Ndw)