Makanan khas Betawi seperti kerak telor menjadi salah satu jajanan yang menjadi incaran pengunjung Pekan Program Kreativitas Daerah (PPKD) DKI Jakarta di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Salah seorang pembuat kerak telor, Dzulkifli, mengatakan para pedagang yang berjualan di tempat masih menjadi perhatian.
"Ya Alhamdulillah rame. Mungkin karena kerak telor susah kalau dicari pas hari-hari biasa. Jadinya pas di sini ya rame," imbuh Kifli saat memasak kerak telor di arena PPKD Monas, Sabtu (15/6/2013).
Dia mengatakan, di sini (PRJ Monas) lebih enak lantaran untuk yang berpartisipasi untuk berdagang tidak dipungut biaya. Bahkan, untuk uang petugas keamanan juga tidak membayar sepeser pun. "Ibaratnya kita dagang gratis. Nggak pakai bayar. Duit keamanan juga nggak," katanya dengan logat Betawi yang kental.
Kifli menambahkan, bagi para pedagang cuma diwajibkan oleh panitia penyelenggara agar setelah berdagang membersihkan sendiri sampah-sampah di sekitar tempat berjualan. "Cuma disuruh beres-beres, bersih-bersihlah. Ya menurut kita mah itu sudah wajib," jelasnya.
Pantauan Liputan6.com, kerak telor memang menjadi fenomena tersendiri. Banyak pengunjung PRJ tandingan bikinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) ini yang memang mencari kerak telor.
Makanan khas Betawi ini juga sangat sederhana. Bermodal telor ayam atau telor bebek serta beras basah yang dimasak menggunakan wajan kecil dan dengan kendi yang telah diberikan bara api.
Seorang penikmat kerak telor, Agung, menagtakan datang ke PPKD ini selain untuk melihat pameran yang diadakan di lingkungan Monas, juga untuk mencari kerak telor.
"Saya ini diajakin isteri saya. Di samping jajanan khas, harganya juga murah dan enak tentunya," ungkap Agung yang datang dari Jakarta Timur. (Ado)
"Ya Alhamdulillah rame. Mungkin karena kerak telor susah kalau dicari pas hari-hari biasa. Jadinya pas di sini ya rame," imbuh Kifli saat memasak kerak telor di arena PPKD Monas, Sabtu (15/6/2013).
Dia mengatakan, di sini (PRJ Monas) lebih enak lantaran untuk yang berpartisipasi untuk berdagang tidak dipungut biaya. Bahkan, untuk uang petugas keamanan juga tidak membayar sepeser pun. "Ibaratnya kita dagang gratis. Nggak pakai bayar. Duit keamanan juga nggak," katanya dengan logat Betawi yang kental.
Kifli menambahkan, bagi para pedagang cuma diwajibkan oleh panitia penyelenggara agar setelah berdagang membersihkan sendiri sampah-sampah di sekitar tempat berjualan. "Cuma disuruh beres-beres, bersih-bersihlah. Ya menurut kita mah itu sudah wajib," jelasnya.
Pantauan Liputan6.com, kerak telor memang menjadi fenomena tersendiri. Banyak pengunjung PRJ tandingan bikinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) ini yang memang mencari kerak telor.
Makanan khas Betawi ini juga sangat sederhana. Bermodal telor ayam atau telor bebek serta beras basah yang dimasak menggunakan wajan kecil dan dengan kendi yang telah diberikan bara api.
Seorang penikmat kerak telor, Agung, menagtakan datang ke PPKD ini selain untuk melihat pameran yang diadakan di lingkungan Monas, juga untuk mencari kerak telor.
"Saya ini diajakin isteri saya. Di samping jajanan khas, harganya juga murah dan enak tentunya," ungkap Agung yang datang dari Jakarta Timur. (Ado)