Sebagian Korban Cassa NC 212 Sudah Dievakuasi

Puing Pesawat Cassa NC 212 ditemukan. Hingga saat ini baru enam dari sembilan jenazah yang berhasil diidentifikasi. Cuaca buruk menghambat kerja Tim SAR dalam mengevakuasi.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Jan 2001, 14:56 WIB
Liputan6.com, Wamena: Cuaca di Bumi Cendrawasih tak mau bersahabat dengan Tim SAR. Langit mendung, kabut tebal dengan suhu sekitar lima derajat Celcius membuat langkah evakuasi para korban melalui jalur udara harus dihentikan. Hingga saat ini sudah enam dari sembilan orang korban jatuhnya pesawat Cassa NC 212 yang berhasil dievakuasi. Menurut Kepala Dinas Penerangan Polda Irianjaya Ajun Komisaris Besar Polisi Zulkifli, tim SAR yang berada 50 meter dari lokasi jatuhnya pesawat kesulitan menjalankan tugasnya lantaran cuaca yang buruk. Namun mereka akan menempuh jalur darat ke lokasi dengan perjalanan selama 24 jam penuh.

Pesawat bernomor registrasi U-614 itu ditemukan oleh pesawat PT Airfast Indonesia sekitar pukul 07.00 WIT. Diperkirakan kapal terbang itu jatuh pada ketinggian 13.900 hingga 15.518 meter di atas permukaan laut sebelah tenggara Pegunungan Trikora, Desa Silimo, Kecamatan Purima, Kabupaten Jayawijaya. Lokasi ini terletak sekitar tujuh kilometer sebelah Timur Wamena, atau tepatnya pada koordinat 6 derajat 19 menit 72 detik Lintang Selatan dan 138,49 menit Bujur Timur. Kondisi badan pesawat dilaporkan hancur.

Menurut laporan yang diperoleh Zulkifli, dalam evakuasi tim SAR dengan bantuan dua helikopter Bell 412 milik PT Airfast ini, mereka baru berhasil mengevakuasi sebagian jenazah korban. Para korban adalah Panglima Kodam IX Trikora Mayor Jenderal TNI Tonny A. Rompis, Kapolda Irja Inspektur Jenderal Polisi F.X. Soemardi, Ketua DPRD Irja Nataniel Kaywai, pilot Mayor Penerbang Sutopo Waluyo, co-pilot Letnan Satu Penerbang Teddy Haryanto, dan Ajudan Gubernur Jet Mau. Sedangkan jenazah Ketua Kejaksaan Tinggi Bismar Mannu, awak Sersan Satu Sulton, dan Kelasi Gunawan belum ditemukan. Menurut informasi lainnya, jenazah Bismar masih terjepit di reruntuhan pesawat bersama dua awak pesawat. Operasi evakuasi jenazah di lereng pegunungan dengan kecuraman sekitar 80 derajat ini ini dilakukan dari Pos Komando Evakuasi di Desa Keniyam, Wamena.

Kendati demikian tim SAR juga tak berdiam menunggu cuaca membaik. Menurut Zulkifli, tim SAR akan melakukan evakuasi namun melalui jalan darat yakni melalui Desa Palimo. Sayang, jalan darat ini bisa dicapai lewat perjalanan selama 24 jam penuh. Namun Zulkifli menegaskan bahwa semua penumpang dan awak pesawat dinyatakan tewas.

Kapal terbang milik TNI Angkatan Laut ini berangkat dari Timika menuju Sentani, Jayapura melewati Wamena, Pegunungan Jayawijaya, Irianjaya. Menurut rencana, pesawat ini digunakan rombongan gubernur dan unsur Muspida Irja untuk mengikuti dua acara pelantikan anggota DPRD. Upacara pelantikan itu bakal digelar di Kabupaten Paniai di Eranotali hari Sabtu dan pelantikan anggota DPRD Kabupaten Mimika di Timika hari Senin pagi silam.

Menurut hasil pemantauan SCTV, di kediaman rumah Pangdam IX Trikora hanya terlihat beberapa anggota TNI Kodam yang berjaga-jaga di halaman rumah. Belum tampak ada persiapan khusus dari sanak keluarga untuk menyambut kedatangan jenazah Tonny.

Sementara kediaman rumah Kapolda Irja tampak lebih sibuk. Di rumah yang terletak tak jauh dari kediaman Pangdam, terlihat sejumlah anggota Polda Irja mulai berdatangan. Selain itu beberapa anggota lainnya sibuk menyiapkan sejumlah keperluan untuk menyambut kedatangan jenazah.

Kendati begitu tampaknya kediaman Nataniel terlihat paling siap menerima kedatangan jenazah. Buktinya, di ruang tengah sudah disiapkan tempat khusus untuk jenazah. Isteri Ketua DPRD yang didampingi sejumlah kerabat tampak ikut memantau persiapan kedatangan jenazah. Di kediaman Ketua DPRD Irja ini terlihat pula sejumlah anggota dewan yang menunggu perkembangan hasil evakuasi.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya