Sejumlah angkutan di ibukota Jakarta mulai memaksa penumpang untuk membayar harga lebih mahal karena alasan kenaikan BBM. Tak tanggung-tanggung kenaikannya mencapai 50%. Padahal bensin premium saja naiknya 44,4% (dari Rp 4.500 jadi Rp 6.500) dan solar naik 22,2% (dari Rp 4.500 jadi Rp 5.500).
Terlebih pemerintah dan Organda juga belum mengumumkan resmi kenaikan tarif angkutan. Pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) sendiri sebelumnya mengajukan kenaikan sekitar 30%-35%.
Seperti pantauan Liputan6.com, Sabtu pagi ini (22/6/2013), tarif metromini 69 Jurusan Ciledug-Blok M langsung menaikkan tarif dari Rp 2.000 jadi Rp 3.000. "Waktu penumpang tanya kok naiknya banyak amat, keneknya diam saja. Yang bayar Rp 2000 diminta tambahin Rp 1000," kata Tia, salah seorang penumpang yang memakai jasa metromini tersebut.
Sedangkan metromini 102 jurusan Tanah Abang-Ciputat naik dari Rp 2000 menjadi Rp 2.500. "Keneknya bilang harga solar naik, jadi naik," ujar penumpang bernama Muti.
Sementara metromini 19 masih mau menerima tarif lama Rp 2.000. "Saya bayarnya pakai uang pas saja, nggak diminta tambahan sih," kata Sari yang naik metromini jurusan Ragunan-Blok M tersebut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak seharusnya membuat tarif angkutan ikut melonjak tinggi. Menurut Hatta kenaikan tarif angkutan yang ideal itu harusnya hanya 10%.
"Kalau mau jujur berapa sih biaya bahan bakarnya paling 30% dari struktur biaya operasional mereka. Jadi menurut saya kenaikan (tarif) 10% itu yang masih masuk akal," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (20/6/2013).
(Igw)
Terlebih pemerintah dan Organda juga belum mengumumkan resmi kenaikan tarif angkutan. Pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) sendiri sebelumnya mengajukan kenaikan sekitar 30%-35%.
Seperti pantauan Liputan6.com, Sabtu pagi ini (22/6/2013), tarif metromini 69 Jurusan Ciledug-Blok M langsung menaikkan tarif dari Rp 2.000 jadi Rp 3.000. "Waktu penumpang tanya kok naiknya banyak amat, keneknya diam saja. Yang bayar Rp 2000 diminta tambahin Rp 1000," kata Tia, salah seorang penumpang yang memakai jasa metromini tersebut.
Sedangkan metromini 102 jurusan Tanah Abang-Ciputat naik dari Rp 2000 menjadi Rp 2.500. "Keneknya bilang harga solar naik, jadi naik," ujar penumpang bernama Muti.
Sementara metromini 19 masih mau menerima tarif lama Rp 2.000. "Saya bayarnya pakai uang pas saja, nggak diminta tambahan sih," kata Sari yang naik metromini jurusan Ragunan-Blok M tersebut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak seharusnya membuat tarif angkutan ikut melonjak tinggi. Menurut Hatta kenaikan tarif angkutan yang ideal itu harusnya hanya 10%.
"Kalau mau jujur berapa sih biaya bahan bakarnya paling 30% dari struktur biaya operasional mereka. Jadi menurut saya kenaikan (tarif) 10% itu yang masih masuk akal," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (20/6/2013).
(Igw)