Harga Telur Ayam Arab Harus Lebih Murah dari Telur Ayam Kampung

Apa yang membuat pemalsuan label telur ayam arab menjadi telur ayam kampung dinilai merugikan bagi masyarakat?.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Jun 2013, 12:00 WIB
Meski sama-sama merupakan komoditas pangan bergizi, apa yang membuat pemalsuan label telur ayam arab menjadi telur ayam kampung dinilai merugikan bagi masyarakat maupun peternak ayam kampung asli.

Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), Ade M Zulkarnain menuturkan, kerugian yang harus ditanggung masyarakat dengan terjadinya kebohongan publik kepada mereka yang memang benar-benar ingin menikmati telur ayam kampung.

"Jadi ada kerugian moral dan mereka lakukan kebohongan dan ini kerugiannya, terutama mereka yang percaya dengan khasiat telur ayam kampung tersebut," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (25/6/2013).

Hal lain, masyarakat harus membayar telur ayam arab seharga dengan telur ayam kampung yang kini sekitar  Rp 35 ribu per kilogram (kg), mengacu data rata-rata harga ayam telur kampung di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Padahal, dia mengungkapkan bila mengacu pada nilai produksinya, ayam arab seharusnya lebih murah. Sebagai perbandingan, produktivitas ayam kampung asli hanya 27%, sementara ayam arab mencapai 60% sampai 70%.

"Biaya produksi yang lebih banyak berpengaruh ke biaya produksi yang murah. Biaya produksi ayam arab sebenarnya tidak lebih dari Rp 700 per butir, sementara ayam kampung Rp 1.100 per butir, jauh bedanya," ungkapnya.

Perbedaan harga yang tinggi tersebut yang menyebabkan maraknya pemalsuan klaim label telur ayam kampung di pasar. Peternak telur ayam kampung asli juga rugi karena dagangan mereka terancam keberadaannya digerus telur ayam arab.

Di sini, menurut dia letak pembohongan kepada konsumen yang harus diluruskan secara psikologis dan kantong belanja masyarakat. (Nur)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya