Orang Muda RI Curigai Perusahaan Asing Walau Pakai Produknya

Meski 52% generasi muda menerima kehadiran investasi asing, namun pemerintah diminta mengendalikan pengusaha-pengusaha luar negeri tersebut.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 26 Jun 2013, 13:08 WIB
Sebuah survei dari GroupW menangkap gejala generasi muda Indonesia yang mulai curiga dengan kehadiran perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di tanah air.

Tren tersebut muncul di tengah fakta bahwa kawula muda Indonesia diketahui sebagai penggemar besar merek-merek asing, mulai dari KFC sampai Nike. Selain itu, penduduk Indonesia juga tercatat sebagai salah satu pengguna Facebook dan Twiter paling aktif di dunia.

Dilansir laman World Street Journal, Rabu (26/6/2013), dari hasil survei terbaru oleh perusahaan riset pasar Jakarta, GroupW dan disahkan Chamber of Commerce Amerika Serikat, awal pekan ini, lebih dari 60% pemuda Indonesia yang berusia antara 16-25 tahun berpendapat Indonesia harus melindungi perusahaan-perusahaan domestik dari persaingan asing.

Pemerintah Indonesia juga dituntut untuk lebih nasionalis khususnya di bidang ekonomi.

Saat ini, Indonesia diketahui tengah menghadapi gempuran masuknya perusahaan asing seiring ditengah upaya para politisi memenangkan suara kaum pemuda. Di pemilu tahun depan, lebih dari 50 juta pemuda indonesia mendapatkan hak pilihnya.

Survei yang melibatkan 300 partisipan tersebut ditujukan untuk mengukur pemahaman generasi muda Indonesia soal keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi asing seperti lowongan pekerjaan dan berbagai teknologi baru.

Tanggapan berbeda diungkapkan para pemuda Indonesia  terkait masuknya perusahaan-perusahaan global di tanah air.

Dari hasil survei diketahui, 52% partisipan menyatakan setuju bahwa investasi asing merupakan hal yang positif untuk Indonesia. Namun, Indonesia harus mampu mengendalikan pengusaha-pengusaha asing tersebut.

Jumlah tersebut masih kalah dengan 72% partisipan yang menyatakan Indonesia seharusnya lebih nasionalis terkait persoalan ekonomi. Sementara itu, lebih dari 50% partisipan mengatakan perusahaan-perusahaan asing mengeksploitasi berbagai sumber daya Indonesia. Pemerintah juga dikatakan terlalu lembek menghadapi perusahaan-perusahaan asing.

Para pemuda Indonesia merasa bahwa bisnis besar merupakan hal yang buruk.

"Terlihat reaksi yang berkembang menentang bisnis global," ujar Wakil Presiden Chamber of Commerce AS, Tami Overby yang berkunjung ke Jakarta pekan ini untuk membahas soal investasi.

Pihaknya akan memastikan bahwa investasi asing di Indonesia tak akan berdampak negatif.

Menurut Overby, para generasi muda Indonesia harus memahami keuntungan dari ekonomi terbuka. Jika Indonesia membatasi masuknya investasi asing, artinya sama dengan menghentikan aliran  miliaran dana investasi yang masuk ke dalam negeri yang berasal dari asing.

Ekspansi ekonomi Indonesia yang terhitung cepat dalam beberapa tahun menembus rekor jumlah investasi langsung dari pihak asing ke dalam negeri. Hal tersebut membuat para pembuat kebijakan kalang kabut menentukan batasan-batasan perdagangan dan investasi.(Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya