Permasalahan malnutrisi di Indonesia masih banyak ditemui dari Sabang hingga Merauke. Banyak balita di Indonesia mengalami kurang gizi dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan otak.
"Data yang diperoleh Riskesdas 2010 menunjukkan lima persen balita Indonesia mengalami kekurangan gizi dan 30 persen mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak," jelas Presiden Direktur Sari Husada, Bouris Bourdin, dan ditulis Kamis (27/6/2013).
Kurangnya pengetahuan orangtua, khususnya ibu tentang gizi balita serta sedikitnya produk untuk balita yang bergizi dengan harga yang terjangkau. Untuk itu Sari Husada dengan program `Ayo Melek Gizi` mengajak para orangtua untuk mengatasi permasalahan gizi.
"Dalam rangka mengatasi permasalahan gizi dan mendukung Indonesia dalam mencapai Milenium Development Goals 2015, Sari Husada meluncurkan program `Ayo Melek Gizi` sejak tahun 2009," jelasnya.
`Ayo Melek Gizi` merupakan program yang dikembangkan bersama dengan ahli gizi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan gizi bagi masyarakat, khususnya para Ibu untuk memahami lebih jauh mengenai pentingnya gizi.
"Program Ayo Melek Gizi dilengkapi dengan buku panduan yang mudah dimengerti dan menarik untuk dipelajari serta memuat informasi yang lengkap seputar gizi. Program ini akan dilaksanakan bekerjasama dengan Posyandu," paparnya.
Sari Husada telah menyempurnakan buku panduan `Ayo Melek Gizi` yang secara khusus membahas mengenai permasalahan pada usia rawan gizi.
"Setiap tahunnya kami menyempurnakan buku panduan Ayo Melek Gizi dengan membahas mengenai permasalahan pada usia rawan gizi yaitu bayi, balita, ibu hamil dan menyusui. Kelompok ini yang dianggap rawan karena merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan," jelas Boris. (Mia/Mel)
"Data yang diperoleh Riskesdas 2010 menunjukkan lima persen balita Indonesia mengalami kekurangan gizi dan 30 persen mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak," jelas Presiden Direktur Sari Husada, Bouris Bourdin, dan ditulis Kamis (27/6/2013).
Kurangnya pengetahuan orangtua, khususnya ibu tentang gizi balita serta sedikitnya produk untuk balita yang bergizi dengan harga yang terjangkau. Untuk itu Sari Husada dengan program `Ayo Melek Gizi` mengajak para orangtua untuk mengatasi permasalahan gizi.
"Dalam rangka mengatasi permasalahan gizi dan mendukung Indonesia dalam mencapai Milenium Development Goals 2015, Sari Husada meluncurkan program `Ayo Melek Gizi` sejak tahun 2009," jelasnya.
`Ayo Melek Gizi` merupakan program yang dikembangkan bersama dengan ahli gizi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan gizi bagi masyarakat, khususnya para Ibu untuk memahami lebih jauh mengenai pentingnya gizi.
"Program Ayo Melek Gizi dilengkapi dengan buku panduan yang mudah dimengerti dan menarik untuk dipelajari serta memuat informasi yang lengkap seputar gizi. Program ini akan dilaksanakan bekerjasama dengan Posyandu," paparnya.
Sari Husada telah menyempurnakan buku panduan `Ayo Melek Gizi` yang secara khusus membahas mengenai permasalahan pada usia rawan gizi.
"Setiap tahunnya kami menyempurnakan buku panduan Ayo Melek Gizi dengan membahas mengenai permasalahan pada usia rawan gizi yaitu bayi, balita, ibu hamil dan menyusui. Kelompok ini yang dianggap rawan karena merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan," jelas Boris. (Mia/Mel)