Pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di wilayah Jakarta Utara tidak merata. Kacaunya data Kartu Penjamin Sosial (KPS) menjadi penyebab. Bahkan, sejumlah warga mengaku kehilangan BLSM sebelum mengambilnya.
Di Kantor Pos Cabang Tugu Utara, Jakarta Utara, sejumlah warga urung mengantongi dana sebesar Rp 300 ribu. Hal ini terjadi lantaran saat di-scan, KPS milik mereka dinyatakan sudah digunakan alias sudah mengambil dana BLSM.
"Saya kaget, sudah capek desak-desakan, pas verifikasi dan antre di loket, nggak tahunya petugas bilang kartu saya sudah digunakan," keluh Warni (34) salah satu warga di lokasi, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
"Kata petugas loket, katanya uang saya sudah ada yang ngambil pas jam 10-an. Saya yakin betul, kartu ini baru saya gunain pas datang ke sini jam 12-an," jelas warga Jalan Walang Mandiri Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara tersebut.
Padahal, Warni sangat berharap pada kucuran dana BLSM itu. Uang tersebut akan dipergunakan untuk keperluan sekolah anak-anaknya. Sebab pendapat suami Warni yang bekerja sebagai sopir dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Anak saya ada 2 dan yang kecil mau naik kelas 3 SD. Suami cuma kerja jadi sopir mobil box yang penghasilannya Rp 1,5 juta per bulan," kata Warni.
Nasib serupa dialami Agus Jaya (38). Warga yang tinggal di Jalan Melur ini mengaku tidak bisa memperoleh bantuan tersebut karena menurut petugas loket, KPS miliknya sudah digunakan oleh seseorang sekitar pukul 10.00 WIB.
Agus khawatir, KPS miliknya itu disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan semata. "Saya takut ada orang yang curang, tapi korban bukan saya saja, tapi ada 8 korban lainnya," ucap Agus.
Kepala Kantor Pos Tugu Utara Purwo mengaku tak mengetahui jumlah warga yang tidak menerima BLSM di wilayahnya. Namun dia berjanji, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini ke Kantor Pos Indonesia Pusat.
"Saya nggak sempat hitung ada berapa jumlahnya, karena saya sibuk melayani warga yang mengantre untuk mengambil BLSM," ujarnya.
"Kami di sini hanya cabang, jadi tidak memiliki wewenang yang penuh. Namun, tetap laporan ini akan kami teruskan ke kantor pusat. Saya tidak mau mengambil risiko, saya tetap merujuk pada data di komputer, jadi tidak bisa langsung mencairkan begitu saja uangnya," pungkas purwo. (Yog/Ndy)
Di Kantor Pos Cabang Tugu Utara, Jakarta Utara, sejumlah warga urung mengantongi dana sebesar Rp 300 ribu. Hal ini terjadi lantaran saat di-scan, KPS milik mereka dinyatakan sudah digunakan alias sudah mengambil dana BLSM.
"Saya kaget, sudah capek desak-desakan, pas verifikasi dan antre di loket, nggak tahunya petugas bilang kartu saya sudah digunakan," keluh Warni (34) salah satu warga di lokasi, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
"Kata petugas loket, katanya uang saya sudah ada yang ngambil pas jam 10-an. Saya yakin betul, kartu ini baru saya gunain pas datang ke sini jam 12-an," jelas warga Jalan Walang Mandiri Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara tersebut.
Padahal, Warni sangat berharap pada kucuran dana BLSM itu. Uang tersebut akan dipergunakan untuk keperluan sekolah anak-anaknya. Sebab pendapat suami Warni yang bekerja sebagai sopir dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Anak saya ada 2 dan yang kecil mau naik kelas 3 SD. Suami cuma kerja jadi sopir mobil box yang penghasilannya Rp 1,5 juta per bulan," kata Warni.
Nasib serupa dialami Agus Jaya (38). Warga yang tinggal di Jalan Melur ini mengaku tidak bisa memperoleh bantuan tersebut karena menurut petugas loket, KPS miliknya sudah digunakan oleh seseorang sekitar pukul 10.00 WIB.
Agus khawatir, KPS miliknya itu disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan semata. "Saya takut ada orang yang curang, tapi korban bukan saya saja, tapi ada 8 korban lainnya," ucap Agus.
Kepala Kantor Pos Tugu Utara Purwo mengaku tak mengetahui jumlah warga yang tidak menerima BLSM di wilayahnya. Namun dia berjanji, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini ke Kantor Pos Indonesia Pusat.
"Saya nggak sempat hitung ada berapa jumlahnya, karena saya sibuk melayani warga yang mengantre untuk mengambil BLSM," ujarnya.
"Kami di sini hanya cabang, jadi tidak memiliki wewenang yang penuh. Namun, tetap laporan ini akan kami teruskan ke kantor pusat. Saya tidak mau mengambil risiko, saya tetap merujuk pada data di komputer, jadi tidak bisa langsung mencairkan begitu saja uangnya," pungkas purwo. (Yog/Ndy)