Stok Sedikit, Kopi Robusta RI Dijual Lebih Mahal

Seiring makin sulitnya pasokan kopi robusta di pasar internasional, harga komoditas perkebunan tersebut terus merangkak naik.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 28 Jun 2013, 12:05 WIB
Seiring menipisnya pasokan di pasar luar negeri, komoditas kopi robusta asal Indonesia dan Vietnam mengalami lonjakan harga signifikan. Bahkan kopi robusta asal tanah air dijual di harga US$ 200 ton setara Rp 1,9 juta per ton (kurs Rp 9.500). Sebelumnya kopi robusta hanya dijual US$ 170 atau Rp 1,6 juta.

Seperti dilansir dari Business Standard, Jumat (28/6/2013), premi robusta dari produsen terbesarnya, Vietnam dan Indonesia, terus naik ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu dipicu hujan deras yang mengganggu proses pengiriman dari perkebunan. Berkurangnya pasokan seiring aksi petani yang menimbun pasokan kopi juga ikut memicu kenaikan harga-harga kopi global

Sulitnya memperoleh biji kopi membuat sejumlah eksportir terpaksa membatalkan pengiriman 4 ribu ton biji kopi pada Juni. Sementara negosiasi masih terus dilakukan untuk mencegah pembatalan lebih lanjut. Harga biji kopi Sumatra cacat dengan grade 4,8  bertahan di harga premium US$ 200 per ton di pasar kontrak London pada Juli. Harga komoditas itu naik dari US$ 170 per ton pada minggu lalu sekaligus menjadi yang tertinggi sejak awal 2012.

Hingga saat ini belum ada laporan kesepakatan apapun. Kopi robusta Vietnam mengambil premi lebih murah.

"Sebagian eksportir meminta untuk penundaan pengiriman 2.400 biji kopi. Mereka sebenarnya menyarankan pembatalan kontrak dan membayar denda US$ 50 per ton pada kami. Tapi bagi kami itu bukan ide bagus karena harga-harga kopi di Vietnam benar-benar gila," kata seorang pialang di Singapura.

Seorang pialang lain mengakui tak mungkin memaksa eksportir untuk mengirimkan barang. Jika hal itu dilakukan, pihaknya harus mencari pengganti biji kopi dari Vietnam. Pilihan itu justri dianggap dapat menyebabkan masalah lebih banyak.

Tindakan pembatalan kontrak sebelum jatuh tempo, dimana para penjual membayar denda untuk menghindari pengiriman, mengguncang para eksportir dan pembeli yang merasa kesulian memenuhi kontrak lanjutan. Menurut  International Coffee Organization, biji kopi lokal tercatat naik meskipun hasil produksi Indonesia diprediksi meningkat sekitar 30% menjadi 11.250 juta kantong isi 60 kg hingga September 2013.

Di Vietnam, 2,5% nilai biji kopi hitam pecah dijual US$ 90 ke pasar London, atau tak berubah sejak minggu lalu. Kopi robusta Vietnam dijual normal di pasar berjangka London, tapi biji kopi saat ini berada di tingkat premium karena para petani kopi menahan pasokannya menyusul anjloknya harga global.

Satu pekan ke depan, harga jual kopi kemungkinan akan bertahan di level premium. Namun para pialang memprediksi keterlambatan pengiriman dari Indonesia kemungkinan akan lebih banyak jika kendala pasokan kian memburuk.(Shd)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya