Sistem tarif progresif yang sudah mulai diuji coba hari ini dan akan berlaku efektif besok, menimbulkan kekhawatiran para penumpang kereta khususnys para pedagang. Dengan kereta yang dilengkapai fasilitas pendingin ruangan, para pedagang khawatir barang bawaannya akan menganggu para penumpang lainnya.
Seperti diketahui, mulai Senin (1/7/2013), PT KAI dan PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) akan memberlakukan tarif progresif Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 500 untuk tiga stasiun selanjutnya serta tiket elektronik (e-ticketing).
Salah seorang penumpang kereta berprofesi sebagai pedagang ayam di Stasiun Sudimara yang enggan disebut namanya, mengakui, aturan baru yang digunakan dikhawatirkan membuat mereka sulit menumpang moda transportasi massal tersebut. "Kalau tarif progresif dan e-ticketing mulai berlaku besok, apakah bisa memboyong ayam di kereta Langsam (Langsung Sampai) ya?" tanya dia.
Sementara itu, pengguna kereta Commuter, Aditya kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2013) mengakui tarif progresif yang dikenakan KCJ ini tergolong sangat murah. "Tadi saya hanya membayar Rp 2.500 dari stasiun Sudimara menuju stasiun Palmerah. Biasanya sebelum ada tarif progresif, saya harus merogoh kocek Rp 8.000," ujarnya.
Namun, Adit begitu dia kerap disapa, mengaku jumlah penumpang saat uji coba tarif progresif yang digelar hari ini terlihat membludak, termasuk di stasiun Sudimara. Hal ini biasanya tak terjadi pada angkutan kereta pada akhir pekan.
"Penumpangnya padat sekali seperti hari-hari kerja. Padahal biasanya di hari Minggu tidak seramai barusan. Banyak penumpang yang tidak kebagian tempat duduk serta masih ada pengemis dan pedagang di dalam kereta," tukasnya. (Fik/Shd)
Seperti diketahui, mulai Senin (1/7/2013), PT KAI dan PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) akan memberlakukan tarif progresif Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 500 untuk tiga stasiun selanjutnya serta tiket elektronik (e-ticketing).
Salah seorang penumpang kereta berprofesi sebagai pedagang ayam di Stasiun Sudimara yang enggan disebut namanya, mengakui, aturan baru yang digunakan dikhawatirkan membuat mereka sulit menumpang moda transportasi massal tersebut. "Kalau tarif progresif dan e-ticketing mulai berlaku besok, apakah bisa memboyong ayam di kereta Langsam (Langsung Sampai) ya?" tanya dia.
Sementara itu, pengguna kereta Commuter, Aditya kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2013) mengakui tarif progresif yang dikenakan KCJ ini tergolong sangat murah. "Tadi saya hanya membayar Rp 2.500 dari stasiun Sudimara menuju stasiun Palmerah. Biasanya sebelum ada tarif progresif, saya harus merogoh kocek Rp 8.000," ujarnya.
Namun, Adit begitu dia kerap disapa, mengaku jumlah penumpang saat uji coba tarif progresif yang digelar hari ini terlihat membludak, termasuk di stasiun Sudimara. Hal ini biasanya tak terjadi pada angkutan kereta pada akhir pekan.
"Penumpangnya padat sekali seperti hari-hari kerja. Padahal biasanya di hari Minggu tidak seramai barusan. Banyak penumpang yang tidak kebagian tempat duduk serta masih ada pengemis dan pedagang di dalam kereta," tukasnya. (Fik/Shd)