NSA Juga Diduga Menyadap Komunikasi Pejabat Uni Eropa

Kabar ini terungkap dari dokumen "top secret" dari tahun 2010. Lagi-lagi Edward Snowden yang menjadi pembocor informasi ini.

oleh Bayu Galih diperbarui 01 Jul 2013, 10:24 WIB
Beberapa waktu lalu Amerika Serikat diketahui berupaya melakukan penyadapan dengan memanfaatkan sembilan server milik perusahaan teknologi raksasa yang berbasis di AS. Upaya penyadapan yang dilakukan National Security Agency (NSA) ini diungkap Edward Snowden, mantan asisten teknis Badan Intelijen AS (CIA) yang kemudian pindah ke NSA. Dalam dokumen yang dibocorkan Snowden, penyadapan itu dilakukan dalam program bernama PRISM.

Tapi ternyata aksi NSA tak hanya dilakukan terhadap warga sipil. Dilansir dari laman Der Spiegel yang Liputan6.com kutip Senin (1/7/2013), NSA juga diketahui melakukan penyadapan terhadap perwakilan Uni Eropa di AS. Alat sadap itu dikabarkan dipasang di kantor Uni Eropa di Washington dan New York.

Kabar ini terungkap dari dokumen "top secret" dari tahun 2010. Lagi-lagi Edward Snowden yang menjadi pembocor informasi ini. Selain memasang alat sadap di dalam gedung, komputer milik perwakilan Uni Eropa juga 'dibajak'.  

Dengan demikian, menurut Der Spiegel, AS bisa mendengarkan tiap diskusi yang dilakukan di dalam ruangan-ruangan di kantor Uni Eropa. Email dan dokumen internal yang disimpan di dalam komputer pun bisa dengan mudah didapatkan NSA.

Dokumen yang sama juga mengindikasikan operasi penyadapan elektronik di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia. Lima tahun lalu, ahli keamanan Uni Eropa menyadari ada sejumlah percakapan telepon yang jadi target penyadapan. Dugaan itu menyebut upaya penyadapan menargetkan gedung Justus Lipsius, bangunan ini merupakan kantor Konsulat Kementerian Uni Eropa dan Konsulat Eropa.

Setiap perwakilan dari negara anggota Uni Eropa memang punya kantor di gedung Justus Lipsius. Para menteri dari tiap negara itu pun bisa menggunakan fasilitas komunikasi. Tentu saja aksi penyadapan bisa mengetahui komunikasi yang dilakukan, baik itu via telepon atau koneksi internet.

Pejabat keamanan kemudian melacak lokasi penyadapan berasal dari markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Secara lebih jelas, infiltrasi sistem komunikasi itu ternyata berasal dari kompleks bangunan yang terpisah dari markas NATO, dan digunakan oleh analis NSA.

Berdampak Buruk

Der Spiegel tak menyebut sumber yang memberikan informasi penyadapan di gedung Justus Lipsius. NSA pun belum memberikan komentar saat dikonfirmasi Reuters.

Meski begitu, jika kabar ini terbukti benar maka tentu saja akan mencoreng AS dan mengancam hubungan Eropa - AS. Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz pun mengakui kemungkinan dampak buruk dari hubungan diplomasi AS - Eropa jika memang ada penyadapan.

"Mewakili Parlemen Eropa,  saya meminta klarifikasi penuh dan informasi lebih lengkap dari pejabat AS terhadap tuduhan ini," ucap Schulz dalam pernyataan email kepada Reuters.

Perdana Menter Luxemburg Jean Asselborn pun menganggap aksi itu menjijikkan jika terbukti benar. "AS sebaiknya mengawasi agen rahasianya ketimbang sekutunya. Kami (Uni Eropa) harus mendapat jaminan dari tingkat tertinggi di AS untuk hentikan ini segera," ucapnya kepada Der Spiegel. (gal/*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya