Facebook memberikan hadiah uang sebesar US$ 20.000 (sekitar Rp 198 jutaan) kepada seorang pria asal Inggris bernama Jack Whitton. Hadiah ini diberikan sebagai rasa terima kasih karena telah menemukan bug di Facebook.
Whitton adalah seorang peneliti keamanan. Pria berusia 22 tahun itu menemukan bug di Facebook yang memungkinkan seorang hacker jahat untuk membobol akun milik orang lain.
Bug tersebut memungkinkan Whitton untuk menipu sistem verifikasi pesan teks Facebook untuk meminta reset password akun yang bukan miliknya. Dengan cara ini, seseorang bisa masuk ke halaman Facebook, mereset password dan mengakses akun orang lain.
Facebook memang mempunyai kampanye yang disebut 'White Hat Program', dimana para peneliti keamanan diperbolehkan melaporkan bug yang mereka temukan kepada situs jejaring sosial tersebut.
Jumlah 'penghargaan' yang diberikan jika berhasil menemukan bug bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan bug. Skema serupa juga dilakukan oleh perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Paypal.
"White Hat Program Facebook ini dirancang untuk menemukan dan membasmi bug sebelum menyebabkan masalah. Sekali lagi, sistem bekerja dan kami berterima kasih atas kontribusi Jack," kata Facebook kepada BBC, yang dikutip Senin (1/7/2013).
Di dunia hacker, orang seperti Whitton disebut dengan hacker baik karena berusaha mencari bug atau celah keamanan dalam sebuah layanan online namun tidak menggunakannya untuk kejahatan.
Bug di Facebook akan menjadi sangat menarik bagi para kriminal di dunia maya, hacker jahat bisa saja menjual bug tersebut untuk kepentingan finansial dengan nilai lebih besar. Bug tersebut kini telah ditambal oleh Facebook. (dew/*)
Whitton adalah seorang peneliti keamanan. Pria berusia 22 tahun itu menemukan bug di Facebook yang memungkinkan seorang hacker jahat untuk membobol akun milik orang lain.
Bug tersebut memungkinkan Whitton untuk menipu sistem verifikasi pesan teks Facebook untuk meminta reset password akun yang bukan miliknya. Dengan cara ini, seseorang bisa masuk ke halaman Facebook, mereset password dan mengakses akun orang lain.
Facebook memang mempunyai kampanye yang disebut 'White Hat Program', dimana para peneliti keamanan diperbolehkan melaporkan bug yang mereka temukan kepada situs jejaring sosial tersebut.
Jumlah 'penghargaan' yang diberikan jika berhasil menemukan bug bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan bug. Skema serupa juga dilakukan oleh perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Paypal.
"White Hat Program Facebook ini dirancang untuk menemukan dan membasmi bug sebelum menyebabkan masalah. Sekali lagi, sistem bekerja dan kami berterima kasih atas kontribusi Jack," kata Facebook kepada BBC, yang dikutip Senin (1/7/2013).
Di dunia hacker, orang seperti Whitton disebut dengan hacker baik karena berusaha mencari bug atau celah keamanan dalam sebuah layanan online namun tidak menggunakannya untuk kejahatan.
Bug di Facebook akan menjadi sangat menarik bagi para kriminal di dunia maya, hacker jahat bisa saja menjual bug tersebut untuk kepentingan finansial dengan nilai lebih besar. Bug tersebut kini telah ditambal oleh Facebook. (dew/*)