Impor Mei Naik 1,2%, Perdagangan RI Masih Defisit US$ 2,5 Miliar

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia selama lima bulan pertama 2013 masih mencatat defisit US$ 2,53 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Jul 2013, 12:43 WIB
Defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang Mei 2013 berkurang menjadi US$ 590,4 juta dari sebelumnya US$ 1,61 miliar pada April 2013. Berkurangnya defisit tersebut dipicu laju impor yang mengalami penurunan.

Dengan kinerja tersebut, kinerja perdagangan Indonesia selama lima bulan pertama 2013 masih mengalami defisit senilai US$ 2,53 miliar

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Senin (1/7/2013) mengungkapkan laju ekspor Indonesia pada Mei mencapai 16,07 miliar, turun 4,5% dibandingkan periode setahun sebelumnya. Nilai ekspor Mei 2013 juga turun 3,8% dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara laju impor Indonesia tercatat mencapai US$ 16,66 miliar atau turun 2,2% dari tahun sebelumnya. Pada bulan April, laju impor Indonesia naik 9,6% dibandingkan setahun sebelumnya.

Namun dibandingkan bulan sebelumnya, laju impor Indonesia justru naik 1,2%.

Kondisi ini berpengaruh terhadap nilai perdagangan secara akumulatif dari Januari-Mei 2013 yang mencapai US$ 2,53 miliar dengan total nilai ekspor US$ 76,25 miliar atau lebih rendah dari impor US$ 78,78 miliar," ungkap Suryamin

Pada periode Mei lalu, neraca perdagangan minyak mentah mengalami surplus US$ 50,7 juta dan defisit pada Januari-Mei 2013 sebesar US$ 1,51 miliar. Hasil minyak juga terjadi defisit US$ 1,84 miliar di bulan kelima ini dan US$ 9,74 miliar sepanjang lima bulan pertama.

Sedangkan neraca perdagangan gas tercatat meraih surplus di Mei 2013 sebesar US$ 1,22 miliar, serta US$ 6,15 miliar pada Januari-Mei ini. Dan perdagangan non migas sepanjang Januari-Mei 2013 terjadi surplus US$ 2,58 miliar dan defisit US$ 21,8 miliar di Mei ini.(Fik/Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya