Usai menutup Juni 2013 dengan rally selama tiga hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru memulai perdagangan di awal Juli dengan kurang meyakinkan. IHSG terperosok masuk zona merah dengan melemah 41,44 poin.
Hingga sesi penutupan perdagangan saham, Senin (1/7/2013), IHSG melemah 41,44 poin (0,86%) ke level 4.777,45. Pelemahan ini diikuti turunnya indeks saham berkapitalisasi besar (LQ45) sebesar 1,16%.
Transaksi perdagangan saham kali ini mencapai 107.172 kali dengan efek berpindatangan sebanyak 5,04 miliar. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 4,67 triliun.
Pelemahan indeks kali ini mendorong koreksi terhadap 146 emiten sedangkan 86 lainnya bergerak stagnan. Sebanyak 103 emiten masih bisa menguat ditengah bursa saham regional yang bergerak mixed.
Koreksi indeks kali ini merupakan respon dari sentimen negatif bursa saham regional, khususnya data manufaktur China yang melemah dari proyeksi semula. HSBC melaporkan Purchasing Manager's Indeks China pada Juni 2013 berada di level 48,2 atau terendah sejak 9 bulan terakhir.
Dari kawasan Asia, indeks saham Jepang tercatat mengalami kenaikan 1,28% sementara Strait Times Singapura turun 0,17%.
Selain China, sentimen negatif pasar modal domestik juga muncul dari aksi pemodal asing yang kembali melakukan aksi lepas saham. Hingga sesi penutupan perdagangan saham, investor asing membukukan nett sell sekitar Rp 300 miliar.
Pelaku pasar juga dibebani dengan pengumuman laju inflasi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Pada Juni lalu, inflasi Indonesia mencapai 1,03% atau 3,35% sepanjang Januari-Juni 2013.
Kecuali emiten keuangan yang menguat 0,07%, seluruh sektor saham bergerak di zona merah dengan pelemahan tertinggi dialami emiten barang konsumsi sebesar 2,19%. Diikuti industri aneka 1,97%, manufaktur 1,95%, industri dasar 1,51%, dan pertambangan 0,97%.
Saham-saham bluechips mendominasi daftar pencetak rugi terbesar sepanjang perdagangan kali ini. Top losser terbesar dialami UNVR Rp 1.150, INTP Rp 650, INDF Rp 500, dan UNTR Rp 350. Top losser lain berasal dari saham lapis dua yaitu BSWD Rp 420.
Sementara di daftar top gainer hanya bercokol dua emiten bluechips yaitu GGRM dan MAPI yang menguat masing-masing Rp 700 dan Rp 600. Top gainer lainnya adalah LION Rp 1.500, TCID Rp 500, dan LPPF Rp 450.(Shd)
Hingga sesi penutupan perdagangan saham, Senin (1/7/2013), IHSG melemah 41,44 poin (0,86%) ke level 4.777,45. Pelemahan ini diikuti turunnya indeks saham berkapitalisasi besar (LQ45) sebesar 1,16%.
Transaksi perdagangan saham kali ini mencapai 107.172 kali dengan efek berpindatangan sebanyak 5,04 miliar. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 4,67 triliun.
Pelemahan indeks kali ini mendorong koreksi terhadap 146 emiten sedangkan 86 lainnya bergerak stagnan. Sebanyak 103 emiten masih bisa menguat ditengah bursa saham regional yang bergerak mixed.
Koreksi indeks kali ini merupakan respon dari sentimen negatif bursa saham regional, khususnya data manufaktur China yang melemah dari proyeksi semula. HSBC melaporkan Purchasing Manager's Indeks China pada Juni 2013 berada di level 48,2 atau terendah sejak 9 bulan terakhir.
Dari kawasan Asia, indeks saham Jepang tercatat mengalami kenaikan 1,28% sementara Strait Times Singapura turun 0,17%.
Selain China, sentimen negatif pasar modal domestik juga muncul dari aksi pemodal asing yang kembali melakukan aksi lepas saham. Hingga sesi penutupan perdagangan saham, investor asing membukukan nett sell sekitar Rp 300 miliar.
Pelaku pasar juga dibebani dengan pengumuman laju inflasi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Pada Juni lalu, inflasi Indonesia mencapai 1,03% atau 3,35% sepanjang Januari-Juni 2013.
Kecuali emiten keuangan yang menguat 0,07%, seluruh sektor saham bergerak di zona merah dengan pelemahan tertinggi dialami emiten barang konsumsi sebesar 2,19%. Diikuti industri aneka 1,97%, manufaktur 1,95%, industri dasar 1,51%, dan pertambangan 0,97%.
Saham-saham bluechips mendominasi daftar pencetak rugi terbesar sepanjang perdagangan kali ini. Top losser terbesar dialami UNVR Rp 1.150, INTP Rp 650, INDF Rp 500, dan UNTR Rp 350. Top losser lain berasal dari saham lapis dua yaitu BSWD Rp 420.
Sementara di daftar top gainer hanya bercokol dua emiten bluechips yaitu GGRM dan MAPI yang menguat masing-masing Rp 700 dan Rp 600. Top gainer lainnya adalah LION Rp 1.500, TCID Rp 500, dan LPPF Rp 450.(Shd)