Pertama Kali di Dunia, 22 Oktober Diperingati Sebagai Hari Energi

Penetapam hari energi sedunia ini disepakati dalam pertemuan Menteri ESDM seluruh dunia di Dubai tahun lalu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Jul 2013, 14:37 WIB
Untuk pertama kalinya pada tahun ini, seluruh negara di dunia akan memperingati Hari Energi sedunia yang jatuh pada 22 Oktober tahun ini. Penetapan ini merupakan salah satu hasil dari pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap negara di dunia di Dubai tahun lalu.

"Waktu saya baru beberapa bulan menjadi Menteri ESDM ada pertemuan antara menteri energi di dunia, world energy forum di Dubai. Kesepakatan seluruh menteri energi di dunia mencanangkan 22 Oktober sebagai hari energi sedunia ini di deklarasikan tahun lalu, jadi 22 Oktober tahun ini dunia akan merayakan hari energi sedunia pertama kalinya," ungkap Menteri ESDM RI, Jero Wacik di Gedung Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Dengan adanya peringatan Hari Energi sedunia ini, para menteri energi di setiap negara diharapkan dapat terus untuk memaksimalkan energi apapun yang diandalkan di masing-masing negara.

"Yang diinginkan, setahun sekali minimum kita semua harus perduli tentang energi, mulai dari membahas energi, kampanye energi, matikan listrik, segala macam," jelasnya Jero.

Untuk Indonesia sendiri, Jero mengungkapkan dirinya akan terus mengoptimalkan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan semakin banyak sosialisasi dan pemaparan potensi ke setiap investor.

"Saya nanti akan lebih mengkampanyekan mengenai energi baru terbarukan yang menjadi andalan Indonesia kedepan. Jadi, kita kalau berpaling ke energi terbarukan sudah sangat benar," tuturnya.

Energi Terbarukan

Pada bagian lain, Jero mengungkapkan Indonesia pernah mengusulkan agar pengembangan energi dunia di masa mendatang lebih mengedepankan pengguaan sumber energi alternatif.

"Di Dubai kan menteri-menteri perminyakan Timur Tengah kan banyak yang hadir, mereka dorongnya migas, minyak terutama, sedangkan kita sendiri ditekan oleh minyak. Kita maunya jangan tergantung minyak, mereka masih mendorong mengembangkan minyak," jelasnya.

Pilihan Indonesia mengembangkan energi alternatif karena letak geografis Nusantara yang berada di wilayah tropis menjadikannya kaya akan sumber energi terbarukan. Kekayaan ini lebih banyak dibandingkan dengan minyak dan gas yang dikuasai oleh perusahaan asing.

"Di Dubai saya sampaikan dengan jelas Indonesia menawarkan solusi kepada dunia bidang energi adalah energi baru terbarukan, kita angkat itu, karena Indonesia punya sumber banyak," tutur Jero.

Dari data yang disampaikan Jero, Indonesia saat ini memiliki banyak stok sumber energi ramah lingkungan, yang diantaranya berasal dari pembangkit listrik tenaga air sebesar 75 ribu Megawatt, sumber energi geotermal 35 ribu Megawatt, dan sumber energi tenaga matahari, sampah, angin dan sebagainya sebesar 50 ribu Megawatt. "Belum lagi uraniumnya," tegasnya.

Indonesia sendiri diketahui baru menggunakan energi baru terbarukan sebesar 5,7% dari total energi yang dipakai oleh masyarakat Indonesia. Pada 2025, pemerintah menargetkan peran energi murah ramah lingkungan akan mencapai 23%.

"Kementerian ESDM sudah bekerja, saya baru membentuk tim percepatan energi baru terbarukan ini, Dirjen baru sudah saya tunjuk. Inilah masa depan Indonesia, masa depan adalah energi hijau, tinggalkan minyak,"pungkasnya. (Yas/Shd)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya