Gus Sholah: Soekarno-Soeharto Presiden Tegas, Tapi...

Masalah utama bangsa adalah penegakan hukum dan keadilan. Termasuk pemberantasan korupsi, mewujudkan reformasi birokrasi pemerintah.

oleh Riski Adam diperbarui 03 Jul 2013, 16:11 WIB
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, KH Shalahuddin Wahid atau yang biasa di sapa Gus Sholah, menilai masih banyak masalah besar yang menghadang kemajuan bangsa dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Yang utama adalah soal penegakan hukum.

"Masalah utama bangsa adalah penegakan hukum dan keadilan. Termasuk pemberantasan korupsi, mewujudkan reformasi birokrasi pemerintah. Serta menentukan arah kebijakan pembangunan yang jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan yang terkonsentrasi di Pulau Jawa yang sudah melampaui daya dukung," kata Gus Sholah di Omah Btari, Jalan Ampera Raya No 11, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2013).

Ia menjelaskan, banyak orang yang beranggapan bahwa Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang tegas dan kuat. Namun, menurutnya karakter pemimpin seperti itu pun tidak menjamin bisa memecahkan masalah-masalah bangsa yang ada pada saat ini.

"Kita tampaknya lupa, bahwa dua Presiden kita Bung Karno dan Pak Harto adalah pemimpin berani, tegas dan kuat. Tapi harus mengakhiri jabatannya dengan cara yang tidak semestinya. Artinya ada hal-hal yang tidak tepat dalam kebijakan kedua pemimpin itu," ucap adik kandung dari Presiden ke-4 Indonesia KH Abdurachman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur itu.

Setelah hampir 70 tahun Indonesia merdeka, kata Gus Sholah, bangsa ini harus kembali merenung dan mengevaluasi kembali keberadaan Indonesia dalam proses sejarah dan prospek ke depannya. Karena itu ia menjelaskan, bahwa sosok yang tegas dan berani saja tidak akan cukup membawa perubahan bagi bangsa Indonesia melainkan dibutuhkan pemimpin yang bisa memberikan rasa keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Pemimpin itu harus kuat, jujur dan bagaimana menegakkan hukum dan keadilan, termasuk memerangi korupsi, yang kedua memperbaiki aparat birokrasi, ketiga kebijakan pembangunan yang lebih mengutamakan pemerataan di atas pertumbuhan. Dan memberikan pendidikan yang bermutu," tukas Gus Sholah. (Sul/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya