Novi Amilia (25) terbukti positif menggunakan narkoba jenis sabu. Zat yang terkandung di dalam sabu memang bisa membuat orang berhalusinasi. Namun, trauma masa lalu bisa menambah efek dari obat itu.
Demikian disampaikan Psikiater, Dr.Andri,SpKJ, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (3/7/2013).
Dr Andri mengatakan, terlalu banyak sabu akan meningkatkan serotonin dan dopamin. Serotonin fungsinya untuk kegembiraan, euforia. Sementara dopamin efeknya yang menjalankan pikiran menjadi lebih tajam, tapi jika ketinggian akan terjadi gejala halusinasi, gangguan waham paranoid.
Menurutnya, efek waham paranoid dari sabu itu biasanya dialami pada orang yang memiliki bakat gangguan kejiwaan paranoid.
"Kalau otak rentan bakat gangguan jiwa, setiap menghisapnya menjadi seperti itu (buka baju dan minta perkosa)," ujarnya menambahkan.
Untuk kasus Novi, lanjut Dr Andri, dirinya tak bisa menduga-duga apa yang terjadi dengan kejiwaannya. Namun, ia menduga ancaman membuka baju serta permintaan perkosa bisa karena trauma masa lalu yang terekam di otaknya.
"Kemungkinan besar bisa saja terjadi masalah traumatik di masa lampau yang berhubungan dengan ide diperkosa, disakiti karena kekerasan seksual bisa saja terjadi," katanya lagi.
Depresi Pakai Sabu
Dr Andri menjelaskan, penggunaan sabu bukan hanya karena ingin having fun. Orang yang ingin melarikan diri dari kehidupannya juga bisa menggunakannya.
"Ada orang yang pakai sabu karena ingin melarikan diri karena kenyataan hidupnya, seperti depresi berat. Namun cara itu salah, jangan lari ke obat-obatan," tegasnya.
Seperti diketahui, Novi Amilia, pengemudi mabuk dan telanjang yang menabrak 7 orang pada Oktober 2012 kembali membuat heboh pada Senin kemarin. Novi saat naik ojek membuka pakaian dalamnya dan teriak-teriak minta diperkosa. Urine model seksi itu telah diperiksa, dan hasilnya positif menggunakan narkoba jenis sabu.
(Mel/*)
Demikian disampaikan Psikiater, Dr.Andri,SpKJ, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (3/7/2013).
Dr Andri mengatakan, terlalu banyak sabu akan meningkatkan serotonin dan dopamin. Serotonin fungsinya untuk kegembiraan, euforia. Sementara dopamin efeknya yang menjalankan pikiran menjadi lebih tajam, tapi jika ketinggian akan terjadi gejala halusinasi, gangguan waham paranoid.
Menurutnya, efek waham paranoid dari sabu itu biasanya dialami pada orang yang memiliki bakat gangguan kejiwaan paranoid.
"Kalau otak rentan bakat gangguan jiwa, setiap menghisapnya menjadi seperti itu (buka baju dan minta perkosa)," ujarnya menambahkan.
Untuk kasus Novi, lanjut Dr Andri, dirinya tak bisa menduga-duga apa yang terjadi dengan kejiwaannya. Namun, ia menduga ancaman membuka baju serta permintaan perkosa bisa karena trauma masa lalu yang terekam di otaknya.
"Kemungkinan besar bisa saja terjadi masalah traumatik di masa lampau yang berhubungan dengan ide diperkosa, disakiti karena kekerasan seksual bisa saja terjadi," katanya lagi.
Depresi Pakai Sabu
Dr Andri menjelaskan, penggunaan sabu bukan hanya karena ingin having fun. Orang yang ingin melarikan diri dari kehidupannya juga bisa menggunakannya.
"Ada orang yang pakai sabu karena ingin melarikan diri karena kenyataan hidupnya, seperti depresi berat. Namun cara itu salah, jangan lari ke obat-obatan," tegasnya.
Seperti diketahui, Novi Amilia, pengemudi mabuk dan telanjang yang menabrak 7 orang pada Oktober 2012 kembali membuat heboh pada Senin kemarin. Novi saat naik ojek membuka pakaian dalamnya dan teriak-teriak minta diperkosa. Urine model seksi itu telah diperiksa, dan hasilnya positif menggunakan narkoba jenis sabu.
(Mel/*)