Pasangan suami-istri ini benar-benar kompak, dalam rumah tangga juga pekerjaan mereka sebagai mata-mata. Mereka ditahan di Jerman setelah dinyatakan bersalah melakukan kegiatan spionase untuk majikan mereka yang di Rusia. Selama 25 tahun!
Pasangan, yang punya nama sandi Andreas dan Heidrun Anschlag menetap di wilayah yang sebelumnya menjadi bagian dari Jerman Barat dengan paspor palsu, sampai seperempat abad lamanya.
Mereka memulai karir di Dresden, kota yang sama di mana Presiden Rusia Vladimir Putin menempati pos tugasnya untuk dinas rahasia Rusia, KGB.
Pasangan itu dituduh awalnya memberikan informasi tentang Jerman Barat kepada Uni Soviet. Agen mata-mata untuk Moskow, yang mengoperasikan radar intelijen, mengirimkan laporan mereka pada penerima dengan menggunakan kode radio.
"Mereka dituduh mengumpulkan informasi terkait strategi politik dan militer Uni Eropa dan NATO," kata jaksa seperti dimuat Daily Mail, Rabu (3/7/2013). "Serta isu politik keamanan yang relevan terkait Jerman, Uni Eropa, dan NATO ke Rusia."
Juga muncul dugaan ada keterlibatan agen mata-mata di Kementerian Luar Negeri Belanda yang memasok mereka dengan dokumen rahasia Uni Eropa dan NATO dari 2008-2011.
Pengadilan juga mendengar bagaimana "Heidrun Anschlag", entah siapa nama aslinya, ditangkap di musim gugur 2011. Di mana adegannya mirip adegan film bertema Perang Dingin -- ketika dia sedang mengirim pesan ke Rusia dari rumahnya di Balingen, pasukan bersenjata menyeruak masuk, menahannya.
Intelijen Jerman mengatakan, pesan yang ia kirim ditujukan pada SVR, agen pengganti KGB.
Terkait Mata-mata Cantik Anna Chapman
Sidang juga menguak, pasangan tersebut, yang sama-sama berusia 52 tahun, memiliki kontak dengan agen "OOX" alias mata-mata glamor nan cantik, Anna Chapman, yang penyamarannya di AS dibongkar FBI dua tahun lalu.
Justru informasi dari AS yang mengarahkan pada penahanan pasangan mata-mata di Jerman itu,
Andreas dan Heidrun digambarkan sebagai "orang lama" dari era Soviet yang tinggal di Jerman bersatu untuk melayani tuan yang baru yang mengejar rahasia yang sama - soal industri, teknologi dan militer.
Sementara istrinya ditangkap di rumah, Andreas ditahan saat perjalanan bisnus di kota pelajar, Marburg. Paspor Austria mereka, yang diduga palsu dan bikinan pemalsu langganan SVR, disita saat keduanya dikirim ke tahanan.
Paspor palsu menyatakan bahwa Andreas lahir di Argentina dan Heidrun di Peru. Setelah dikonfirmasi, data-data itu terbukti tak benar. "Para terdakwa diduga bekerja di Jerman dalam waktu lama untuk sebuah agen mata-mata asing," ungkap jaksa.
Pengadilan di Stuttgart menvonis Andreas Anschlag dengan pidana 6,5 tahun, sementara Heidrun selama 5,5 tahun.
Putri mereka, yang lahir dan tumbuh besar di Jerman dilaporkan tak tahu aktivitas yang dilakukan orangtuanya. Ia bahkan tak tahu identitas mereka sebelum jadi mata-mata. (Ein/Yus)
Pasangan, yang punya nama sandi Andreas dan Heidrun Anschlag menetap di wilayah yang sebelumnya menjadi bagian dari Jerman Barat dengan paspor palsu, sampai seperempat abad lamanya.
Mereka memulai karir di Dresden, kota yang sama di mana Presiden Rusia Vladimir Putin menempati pos tugasnya untuk dinas rahasia Rusia, KGB.
Pasangan itu dituduh awalnya memberikan informasi tentang Jerman Barat kepada Uni Soviet. Agen mata-mata untuk Moskow, yang mengoperasikan radar intelijen, mengirimkan laporan mereka pada penerima dengan menggunakan kode radio.
"Mereka dituduh mengumpulkan informasi terkait strategi politik dan militer Uni Eropa dan NATO," kata jaksa seperti dimuat Daily Mail, Rabu (3/7/2013). "Serta isu politik keamanan yang relevan terkait Jerman, Uni Eropa, dan NATO ke Rusia."
Juga muncul dugaan ada keterlibatan agen mata-mata di Kementerian Luar Negeri Belanda yang memasok mereka dengan dokumen rahasia Uni Eropa dan NATO dari 2008-2011.
Pengadilan juga mendengar bagaimana "Heidrun Anschlag", entah siapa nama aslinya, ditangkap di musim gugur 2011. Di mana adegannya mirip adegan film bertema Perang Dingin -- ketika dia sedang mengirim pesan ke Rusia dari rumahnya di Balingen, pasukan bersenjata menyeruak masuk, menahannya.
Intelijen Jerman mengatakan, pesan yang ia kirim ditujukan pada SVR, agen pengganti KGB.
Terkait Mata-mata Cantik Anna Chapman
Sidang juga menguak, pasangan tersebut, yang sama-sama berusia 52 tahun, memiliki kontak dengan agen "OOX" alias mata-mata glamor nan cantik, Anna Chapman, yang penyamarannya di AS dibongkar FBI dua tahun lalu.
Justru informasi dari AS yang mengarahkan pada penahanan pasangan mata-mata di Jerman itu,
Andreas dan Heidrun digambarkan sebagai "orang lama" dari era Soviet yang tinggal di Jerman bersatu untuk melayani tuan yang baru yang mengejar rahasia yang sama - soal industri, teknologi dan militer.
Sementara istrinya ditangkap di rumah, Andreas ditahan saat perjalanan bisnus di kota pelajar, Marburg. Paspor Austria mereka, yang diduga palsu dan bikinan pemalsu langganan SVR, disita saat keduanya dikirim ke tahanan.
Paspor palsu menyatakan bahwa Andreas lahir di Argentina dan Heidrun di Peru. Setelah dikonfirmasi, data-data itu terbukti tak benar. "Para terdakwa diduga bekerja di Jerman dalam waktu lama untuk sebuah agen mata-mata asing," ungkap jaksa.
Pengadilan di Stuttgart menvonis Andreas Anschlag dengan pidana 6,5 tahun, sementara Heidrun selama 5,5 tahun.
Putri mereka, yang lahir dan tumbuh besar di Jerman dilaporkan tak tahu aktivitas yang dilakukan orangtuanya. Ia bahkan tak tahu identitas mereka sebelum jadi mata-mata. (Ein/Yus)