Di rumah berukuran 2x6 meter yang berada di gang selebar bahu di Jalan Sindang, Koja, Jakarta Utara, itu tinggal seorang janda dengan 8 anak bernama Zaitun.
Wanita berusia 60 tahun yang memiliki KTP Jakarta ini mengandalkan hidup dari bantuan 4 anaknya yang sudah bekerja. Pekerjaan anak-anaknya ini bermacam-macam. Ada yang menjadi tukang ojek dan pegawai kantin di pasar.
Setiap melihat berita pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, Zaitun berharap dirinya juga bisa menikmati uang kompensasi kenaikan BBM itu. Sampai pada satu hari, Zaitun bermimpi mendapat dana BLSM.
"Dalam mimpi saya, orang kelurahan datang berikan BLSM di pagi hari. Dari jaman BLT (bantuan langsung tunai) saya nggak pernah dapat," cerita Zaitun kepada Liputan6.com di rumahnya, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Padahal pihak kelurahan pernah mampir ke rumah untuk mendatanya. Namun, hingga kini tak ada sepeser pun dana BLSM yang bisa dikantonginya. Rumah tempatnya tinggal saat ini direnovasi atas perhatian warga sekitar. Berkat bantuan warga, rumahnya kini menjadi layak huni.
Bersama 8 orang anggota keluarga lainnya, dia harus menghuni rumah berukuran 2x6 meter itu. Udara saja seperti enggan mampir. Begitu pengap di dalamnya.
"Pernah datang, orang kelurahan survei dan bertanya soal motor yang saya punya. Saya bilang itu motor juga buat ngojek dan itu motor tahun baheula (dulu). Saya datang ke RW malah dibilang suruh tahajud dulu," ujar Zaitun. (Ndy/Ism)
Wanita berusia 60 tahun yang memiliki KTP Jakarta ini mengandalkan hidup dari bantuan 4 anaknya yang sudah bekerja. Pekerjaan anak-anaknya ini bermacam-macam. Ada yang menjadi tukang ojek dan pegawai kantin di pasar.
Setiap melihat berita pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, Zaitun berharap dirinya juga bisa menikmati uang kompensasi kenaikan BBM itu. Sampai pada satu hari, Zaitun bermimpi mendapat dana BLSM.
"Dalam mimpi saya, orang kelurahan datang berikan BLSM di pagi hari. Dari jaman BLT (bantuan langsung tunai) saya nggak pernah dapat," cerita Zaitun kepada Liputan6.com di rumahnya, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Padahal pihak kelurahan pernah mampir ke rumah untuk mendatanya. Namun, hingga kini tak ada sepeser pun dana BLSM yang bisa dikantonginya. Rumah tempatnya tinggal saat ini direnovasi atas perhatian warga sekitar. Berkat bantuan warga, rumahnya kini menjadi layak huni.
Bersama 8 orang anggota keluarga lainnya, dia harus menghuni rumah berukuran 2x6 meter itu. Udara saja seperti enggan mampir. Begitu pengap di dalamnya.
"Pernah datang, orang kelurahan survei dan bertanya soal motor yang saya punya. Saya bilang itu motor juga buat ngojek dan itu motor tahun baheula (dulu). Saya datang ke RW malah dibilang suruh tahajud dulu," ujar Zaitun. (Ndy/Ism)