PT Indofood Sukses Tbk sumringah menyambut Ramadan. Itu karena perusahaan memprediksi bisa meraup kenaikan konsumsi terigu masyarakat naik 20%.
Direktur PT Indofood Sukses Tbk Franky Werilang mengatakan momen Ramadan merupakan hal yang sudah rutin setiap tahun. Sebab itu perusahaan tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapinya.
"Saya kira menghadapi Ramadan normatif karena aktifitas setiap tahun," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Franky mengakui pada Ramadan permintaan bahan pokok akan meningkat, seperti tepung terigu. Dari prediksinya, permintaan tepung terigu akan meningkat hingga 20%. Indofood juga telah menyiapkan pasokan untuk mencukupi kenaikan konsumsi tersebut.
"Kalau permintaan harus selalu ada, normatif itu dari normal bulanan permintaan itu meningkat 20%," ungkapnya.
Peningkatan permintaan tepung terigu tersebut terjadi karena para pedagang mengantisipasi terjadinya gangguan distribusi pada satu pekan sebelum Lebaran dan satu pekan sesudah Lebaran. Saat itu akses jalan raya ditutup untuk kendaraan angkutan bahan pokok.
"Karena ada dua minggu suatu masa pasar itu vakum, mengisi kebutuhan dua minggu. Menambah stoknya sampai H plus tujuh. Dari dulu saya sudah ngomong nggak ada naik harga," pungkasnya. (Pew/Nur)
Direktur PT Indofood Sukses Tbk Franky Werilang mengatakan momen Ramadan merupakan hal yang sudah rutin setiap tahun. Sebab itu perusahaan tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapinya.
"Saya kira menghadapi Ramadan normatif karena aktifitas setiap tahun," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Franky mengakui pada Ramadan permintaan bahan pokok akan meningkat, seperti tepung terigu. Dari prediksinya, permintaan tepung terigu akan meningkat hingga 20%. Indofood juga telah menyiapkan pasokan untuk mencukupi kenaikan konsumsi tersebut.
"Kalau permintaan harus selalu ada, normatif itu dari normal bulanan permintaan itu meningkat 20%," ungkapnya.
Peningkatan permintaan tepung terigu tersebut terjadi karena para pedagang mengantisipasi terjadinya gangguan distribusi pada satu pekan sebelum Lebaran dan satu pekan sesudah Lebaran. Saat itu akses jalan raya ditutup untuk kendaraan angkutan bahan pokok.
"Karena ada dua minggu suatu masa pasar itu vakum, mengisi kebutuhan dua minggu. Menambah stoknya sampai H plus tujuh. Dari dulu saya sudah ngomong nggak ada naik harga," pungkasnya. (Pew/Nur)
