Seorang analis ternama dari biro investasi Wedbush Securities, Michael Patcher baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang cukup 'pedas' terkait konsol game portabel Nintendo Wii U. Pada sebuah wawancara yang dilakukan situs NintendoLive.Com, analis yang memang dikenal 'ceplas-ceplos' ini mempertanyakan masa depan Wii U yang menurutnya sudah tak bisa diharapkan lagi.
"Memangnya masih ada gamer yang mau beli konsol Wii U?" ujar Patcher saat diwawancara oleh NintendoLive.Com dan dikutip Liputan6.com.
Dilansir laman Gamer Syndrom, Jumat (5/7/2013), pernyataan Patcher sebetulnya cukup beralasan. Sebab, dengan minimnya dukungan judul video game populer dari pihak ketiga, serta rendahnya banderol yang dipasang untuk konsol game generasi terbaru seperti Xbox One dan PlayStation 4, mayoritas konsumen hampir dipastikan tidak akan melirik Wii U.
"Publisher sangat mendukung ekosistem PlayStation 4 dan Xbox One, dan mereka tampaknya tidak tertarik dengan Wii U," ujar Pachter. "Dan kita juga tahu kalau EA tidak sedang mengembangkan game untuk Wii U. Kalau Activision, Ubisoft dan Take-Two mundur, Wii U akan menjadi konsol game khusus first-party layaknya konsol Nintendo Entertainment System di tahun 1985 silam."
Miris memang bila melihat nasib Nintendo saat ini. Produsen konsol game dan video game yang beroperasi sejak tahun 1889 silam ini semakin terpuruk di peta persaingan industri game dunia. Konsol Wii U yang pada awalnya diharapkan sebagai titik tolak kesuksesan Nintendo, nyatanya gagal total di pasaran.
Bahkan, beberapa waktu lalu seorang insinyur senior dari Electronics Arts (EA) bernama Bob Summerwill sempat menghina Nintendo dengan menyebut konsol game Wii U adalah sampah. (dhi/gal)