Dua anggota Komisi III DPR, Syarifuddin Sudding dan Ahmad Yani melaporkan Indonesia Corruption Watch (ICW) ke polisi karena telah menuding kedua legislator itu tak punya komitmen memberantas korupsi. Ketua Bidang Hukum ICW Emerson Yuntho menegaskan, lembaganya tidak akan surut atau menganulir data yang dirilisnya itu.
Selain dua anggota Komisi III DPR itu, ICW merilis 36 nama caleg DPR di daftar calon sementara (DCS) yang tidak mendukung aksi pemberantasan korupsi dengan keterlibatannya di sejumlah kasus dugaan korupsi.
"Kami tak akan surut dengan laporan politisi. Karena kami punya bukti kuat. Dan ini sudah sesuai track ICW," ujar Emerson dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (6/7/2013).
Emerson beralasan, dirilisnya sejumlah nama politisi, baik yang masih menjabat sebagai anggota DPR atau bakal caleg itu agar masyarakat mendapat informasi yang benar kepada calon pemimpinnya saat Pemilu 2014 mendatang.
"Ini bukti cinta kami kepada parpol. Karena kami masih beranggapan parpol ini masih dapat harapan rakyat," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Emerson juga menjelaskan bahwa ICW juga langsung didukung sejumlah aktivis propemberantasan korupsi lainnya di daerah pemilihan (dapil) yang nama calegnya disebut tak propemberantasan korupsi.
"Ketika kami gulirkan ini, malahan di dapil-dapil tersebut mereka juga akan merilis nama caleg yang bermasalah di tingkat provinsi dan kabupaten," ungkap Emerson.
Sebelumnya, aduan Yani dan Sudding tidak hanya ditujukan ke lembaga ICW. Namun salah satu pengurus ICW bernama Donal Faris pun dilaporkan. Laporan itu ditujukan ke Bareskrim Mabes Polri.
Yani yang merupakan politisi PPP itu menilai, ICW tidak menggunakan data yang akurat. Meski, tidak menjadi soal bila ICW bersifat kritis. (Mut)
Selain dua anggota Komisi III DPR itu, ICW merilis 36 nama caleg DPR di daftar calon sementara (DCS) yang tidak mendukung aksi pemberantasan korupsi dengan keterlibatannya di sejumlah kasus dugaan korupsi.
"Kami tak akan surut dengan laporan politisi. Karena kami punya bukti kuat. Dan ini sudah sesuai track ICW," ujar Emerson dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (6/7/2013).
Emerson beralasan, dirilisnya sejumlah nama politisi, baik yang masih menjabat sebagai anggota DPR atau bakal caleg itu agar masyarakat mendapat informasi yang benar kepada calon pemimpinnya saat Pemilu 2014 mendatang.
"Ini bukti cinta kami kepada parpol. Karena kami masih beranggapan parpol ini masih dapat harapan rakyat," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Emerson juga menjelaskan bahwa ICW juga langsung didukung sejumlah aktivis propemberantasan korupsi lainnya di daerah pemilihan (dapil) yang nama calegnya disebut tak propemberantasan korupsi.
"Ketika kami gulirkan ini, malahan di dapil-dapil tersebut mereka juga akan merilis nama caleg yang bermasalah di tingkat provinsi dan kabupaten," ungkap Emerson.
Sebelumnya, aduan Yani dan Sudding tidak hanya ditujukan ke lembaga ICW. Namun salah satu pengurus ICW bernama Donal Faris pun dilaporkan. Laporan itu ditujukan ke Bareskrim Mabes Polri.
Yani yang merupakan politisi PPP itu menilai, ICW tidak menggunakan data yang akurat. Meski, tidak menjadi soal bila ICW bersifat kritis. (Mut)