Menteri Perindustrian MS. Hidayat mengungkapkan produsen mobil tanah air berencana memproduksi sekitar 75 ribu unit mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) sepanjang tahun ini.
"Setahu saya, (produsen) ada yang sudah melakukan stok. Jadi tahun ini produksi optimistis 75 ribu unit," ujarnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Inalum di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Lebih jauh Hidayat mengatakan, pasar mobil murah di Indonesia sangat besar bisa mencapai 300 ribu unit per tahun. Jumlah kebutuhan tersebut sampai beberapa tahun ke depan.
"Selain Toyota, dan Daihatsu yang mau produksi lagi adalah Honda. Tapi saya tidak tahu produksi mobil murah apa, jangan saya ikut jadi promotor," tutur dia.
Hidayat mengaku, pihaknya telah meneken Peraturan Menteri (Permen) terkait pengembangan LCGC. Sayang Permen tersebut belum terbit karena menunggu restu dari Kementerian Hukum dan HAM.
Sebelumnya, aturan LCGC juga tertuang dalam payung hukum Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
"Sudah saya tandatangani (Permen) pekan lalu dan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM. Sebetulnya tidak ada masalah, itukan hanya proses birokrasi," tukas dia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelesaikan draft aturan teknis mobil murah dan hemat energi, yang salah satunya mengatur harga jual minimal Rp 85 juta dan maksimal Rp 95 juta. (Fik/Igw)
"Setahu saya, (produsen) ada yang sudah melakukan stok. Jadi tahun ini produksi optimistis 75 ribu unit," ujarnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Inalum di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Lebih jauh Hidayat mengatakan, pasar mobil murah di Indonesia sangat besar bisa mencapai 300 ribu unit per tahun. Jumlah kebutuhan tersebut sampai beberapa tahun ke depan.
"Selain Toyota, dan Daihatsu yang mau produksi lagi adalah Honda. Tapi saya tidak tahu produksi mobil murah apa, jangan saya ikut jadi promotor," tutur dia.
Hidayat mengaku, pihaknya telah meneken Peraturan Menteri (Permen) terkait pengembangan LCGC. Sayang Permen tersebut belum terbit karena menunggu restu dari Kementerian Hukum dan HAM.
Sebelumnya, aturan LCGC juga tertuang dalam payung hukum Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
"Sudah saya tandatangani (Permen) pekan lalu dan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM. Sebetulnya tidak ada masalah, itukan hanya proses birokrasi," tukas dia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelesaikan draft aturan teknis mobil murah dan hemat energi, yang salah satunya mengatur harga jual minimal Rp 85 juta dan maksimal Rp 95 juta. (Fik/Igw)
