Multipolar Akan Bangun Data Center Untuk Perbankan

Data center milik Multipolar Technology itu rencananya akan berdiri di daerah Cikarang, Jawa Barat dan akan mulai beroperasi pada tahun 2014.

oleh Denny Mahardy diperbarui 08 Jul 2013, 21:58 WIB

Indonesia sudah memasuki era digital di berbagai lini. PT Multipolar Technology Tbk, perusahaan penyedia solusi perbankan di Tanah Air dikabarkan berencana membangun pusat data yang akan beroperasi untuk melayani industri perbankan.

Data center milik Multipolar Technology itu rencananya akan berdiri di daerah Cikarang, Jawa Barat dan akan mulai beroperasi pada tahun 2014. Demi mewujudkan rencananya tersebut, Multipolar menyiapkan dana mencapai USD 100 juta atau setara Rp 1 trilyun.

"Kami akan bangun pusat data di daerah Cikarang, nantinya akan bersinergi dengan pusat data yang sudah ada sampai saat ini. Gedung pusat data tersebut bisa beroperasi di tahun mendatang," ujar Halim D Mangunjudo, Direktur MLPT yang ditemui Liputan6.com di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (8/7/2013).

Halim menambahkan bahwa pusat data milik perusahaanny akan berdiri di atas lahan seluas 12 ribu meter persegi. Anak usaha perseroan PT Visionet International akan mengurusi pengembangan pusat data tier 2 dan 3 yang menjadi fokus pembangunan Multipolar.

Pembangunan data center dengan fokus tier 2 dan 3 dilakukan Multipolar untuk menangani kebutuhan pelanggannya yang kebanyakan hanya memakai data center tier 3. Namun, nantinya global pusat data ini akan dibuat agar mampu melayani hingga teknologi tier 4.

Halim pun memaparkan bahwa sekitar 60 persen pusat datanya bakalan menangani klien yang berasal dari industri perbankan. Sedangkan 20 persen kapasitas lainnya akan dialokasikan untuk melayani perusahaan telekomunikasi dalam negeri.

"Sisanya masih melayani data untuk pemerintahan dan small medium enterprises (UKM), untuk porsinya masih berbeda," tambah Halim.

Multipolar mengaku bahwa tahap awal pembangunan infrastruktur miliknya akan menghabiskan dana sekitar USD 20 juta yang berasal dari internal perusahaan.

"Dananya itu kami ambil dari kas internal perseroan, dan sisanya bisa kita dapati lewat pinjaman perbankan," papar Halim lagi. (dis/den)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya