Disamping mobil murah, pemerintah khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berambisi menghadirkan mobil listrik yang bisa berlalul lalang di jalanan di tanah air. Usai menyiapkan berbagai prototipe, kini pengembangan mobil rendah emisi ini sudah mulai masuk pada tahap pembangunan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, bahkan telah menunjuk dua perusahaan yang digadang untuk mempersiapkan infrastruktur pengisian listrik untuk mobil listrik. Kedua perusahaan itu adalah PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Untuk pengisian energi listrik mobil listrik, PLN diketahui telah menunjuk PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mengeluarkan produk dengan sebutan Stasiun Pengisian Listrik Umum PLN (SPLU-PLN). Alat yang pertama kali diperkenalkan sejak Agustus tahun lalutersebut merupakan inovasi listrik koin untuk mendukung maraknya transportasi menggunakan energi alternatif ini.
Dengan menggunakan uang koin yang berlaku (Rp 100,; Rp 200,; Rp 500,; dan Rp 1.000,), pengguna dapat menggunakan SPLU PLN dan mendapatkan energi listrik dengan daya dan rentang waktu tertentu. Jika dilihat, sistem kerja SPLU PLN mirip seperti sistem kerja telepon umum. Hanya saja jika pada telpon umum pelanggan akan mendapatkan pulsa menelpon, maka pada SPLU PLN pelanggan akan mendapatkan listrik.
Guna mewujudkan mimpinya membangun SPLU, PLN merogoh kocek kurang dari Rp10 juta. Rencananya SPLU-PLN akan disiapkan di sepuluh titik yaitu Kantor Meneg BUMN sebanyak 2 titik dan Kantor Meneg ESDM 1 titik. SPLU-PLN juga akan dibangun sebanyak masing-masing 1 titik di lokasi Kantor DJK Kuningan, Kantor layanan Bulungan, Kantor layanan Mampang, Kantor layanan Ciputat, Kantor layanan Menteng Gambir, Kantor layanan Tanjung Priok, dan Kantor layanan Lenteng Agung.
Kedepannya, SPLU PLN ini akan dikembangkan dengan mengubah sistem pembayaran dari semula berupa uang koin menjadi uang kertas bahkan bisa menggunakan sistem pembayaran elektronik. SPLU PLN merupakan tempat pengisian listrik bagi peralatan listrik seperti handphone, laptop, berbagai gadget elektronik lainnya, termasuk kendaraan listrik (mobil, sepeda, dan motor listrik) dengan kemampuan mengalirkan arus sampai dengan 32 A (7040 VA).
Sementara itu, mitra PLN yang juga bergerak di bidang energi, PT Pertamina telah menyiapkan alat pengisian ulang listrik yang disebut Electric Charging Station (EVCS) atau stasiun pengisian bahan bakar listrik. Alat ini menjadi proyek percontohan pengembangan infrastruktur mobil listrik serta andil menjadikan Indonesia yang lebih bersih.
Instalasi pertama ini dirakit menggunakan alat pabrikan asal Jerman, Siemens, bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Unit EVCS yang dipasang di area kantor Pertamina adalah jenis SIPLUS ECC8000 Electrical Vehicle Terminal Charging dengan kemampuan charging 4 jam untuk baterai penuh mobil listrik jenis city car. Dengan kapasitas baterai mencapai 16 KWE tersebut, mobil dapat menempuh jarak hingga 160 km.
Berikut penampakan SPBU listrik yang diusung Pertamina dan PLN:
SPLU-PLN
1. SPLU-PLN telah diperkenalkan sejak Agustus 2012
2. Konsep SPLU PLN mengambil contoh telepon umum koin yang dahulu pernah berkembang pesat
3. PLN merogoh uang kurang dari Rp 10 juta untuk mengembangkan proyek SPLU
EVCS Pertamina
1. Produk EVCS Pertamina dibangun menggunakan alat dari pabrikan asal Jerman, Siemen
2. EVCS dirancang mampu mengisi penuh batere mobil listrik hanya dalam 4 jam
3. Pertamina telah memasang satu unit EVCS di kantornya
(Pew/Shd)
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, bahkan telah menunjuk dua perusahaan yang digadang untuk mempersiapkan infrastruktur pengisian listrik untuk mobil listrik. Kedua perusahaan itu adalah PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Untuk pengisian energi listrik mobil listrik, PLN diketahui telah menunjuk PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mengeluarkan produk dengan sebutan Stasiun Pengisian Listrik Umum PLN (SPLU-PLN). Alat yang pertama kali diperkenalkan sejak Agustus tahun lalutersebut merupakan inovasi listrik koin untuk mendukung maraknya transportasi menggunakan energi alternatif ini.
Dengan menggunakan uang koin yang berlaku (Rp 100,; Rp 200,; Rp 500,; dan Rp 1.000,), pengguna dapat menggunakan SPLU PLN dan mendapatkan energi listrik dengan daya dan rentang waktu tertentu. Jika dilihat, sistem kerja SPLU PLN mirip seperti sistem kerja telepon umum. Hanya saja jika pada telpon umum pelanggan akan mendapatkan pulsa menelpon, maka pada SPLU PLN pelanggan akan mendapatkan listrik.
Guna mewujudkan mimpinya membangun SPLU, PLN merogoh kocek kurang dari Rp10 juta. Rencananya SPLU-PLN akan disiapkan di sepuluh titik yaitu Kantor Meneg BUMN sebanyak 2 titik dan Kantor Meneg ESDM 1 titik. SPLU-PLN juga akan dibangun sebanyak masing-masing 1 titik di lokasi Kantor DJK Kuningan, Kantor layanan Bulungan, Kantor layanan Mampang, Kantor layanan Ciputat, Kantor layanan Menteng Gambir, Kantor layanan Tanjung Priok, dan Kantor layanan Lenteng Agung.
Kedepannya, SPLU PLN ini akan dikembangkan dengan mengubah sistem pembayaran dari semula berupa uang koin menjadi uang kertas bahkan bisa menggunakan sistem pembayaran elektronik. SPLU PLN merupakan tempat pengisian listrik bagi peralatan listrik seperti handphone, laptop, berbagai gadget elektronik lainnya, termasuk kendaraan listrik (mobil, sepeda, dan motor listrik) dengan kemampuan mengalirkan arus sampai dengan 32 A (7040 VA).
Sementara itu, mitra PLN yang juga bergerak di bidang energi, PT Pertamina telah menyiapkan alat pengisian ulang listrik yang disebut Electric Charging Station (EVCS) atau stasiun pengisian bahan bakar listrik. Alat ini menjadi proyek percontohan pengembangan infrastruktur mobil listrik serta andil menjadikan Indonesia yang lebih bersih.
Instalasi pertama ini dirakit menggunakan alat pabrikan asal Jerman, Siemens, bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Unit EVCS yang dipasang di area kantor Pertamina adalah jenis SIPLUS ECC8000 Electrical Vehicle Terminal Charging dengan kemampuan charging 4 jam untuk baterai penuh mobil listrik jenis city car. Dengan kapasitas baterai mencapai 16 KWE tersebut, mobil dapat menempuh jarak hingga 160 km.
Berikut penampakan SPBU listrik yang diusung Pertamina dan PLN:
SPLU-PLN
1. SPLU-PLN telah diperkenalkan sejak Agustus 2012
2. Konsep SPLU PLN mengambil contoh telepon umum koin yang dahulu pernah berkembang pesat
3. PLN merogoh uang kurang dari Rp 10 juta untuk mengembangkan proyek SPLU
EVCS Pertamina
1. Produk EVCS Pertamina dibangun menggunakan alat dari pabrikan asal Jerman, Siemen
2. EVCS dirancang mampu mengisi penuh batere mobil listrik hanya dalam 4 jam
3. Pertamina telah memasang satu unit EVCS di kantornya
(Pew/Shd)