8 Prinsip Tasawuf demi Kesembuhan dan Kesehatan Diri

Ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life mengemukakan delapan prinsip tasawuf untuk penyembuhan dalam hidup.

oleh Kusmiyati diperbarui 11 Jul 2013, 13:30 WIB
Untuk bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam hidup, lakukan dengan cara menghentikan kegiatan yang sedang dilakukan. Selain itu juga perlu memiliki keinginan dan niat mengaplikasikan prinsip-prinsip penyembuhan dalam hidup sehari-hari.

Ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life mengemukakan delapan prinsip tasawuf untuk penyembuhan dalam hidup. Penyembuhan tidak terjadi begitu saja, hal ini membutuhkan ketekunan, dedikasi dan disiplin.

Delapan prinsip tasawuf adalah kunci maju menuju tingkat yang lebih baik dan lebih halus. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

1. Zikr (Mengingat)
Ingat pada Tuhan. Orang-orang yang melakukan zikir bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan melantunkan lafaz zikir.

Zikir adalah proses pemurnian hati, pembersihan dan pelepasan. Sedangkan zikir orang-orang terpilih lebih bertujuan meleburkan saksi (syahid) kepada yang disaksikan (masyhud), menjadi solusi seseorang untuk yang dicintai.

2. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan berkonsesntrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju esensi diri.

3. Sahr (Bangkit)
Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan kesadaran maata dan telinga. Selain itu juga sebagai proses mendengarkan hati, dan proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi.

Bila seseorang bangkit maka bentul-betul menyadari misinya dalam hidup ini dan takdir serta kemampuan memberikan kontribusi pada proses evolusi.

4. Ju'i (Merasa Lapar)
Merasakan lapar hati dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri.

5. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berpikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan proses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.

6. Shawm (Puasa)
Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eskternal.
Pembersihan dan regenerasi pada semua tingkat yang dihasilkan dari proses ini.

7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)
 Berdoa dalam kesunyian, baik secara eksternal maupun internal dan melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain atau di tengah orang banyak.

8. Khidmat ( Melayani)
Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.

(Mia/Abd)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya