Liputan6.com, Karanganyar: Ratusan kepala keluarga di Ngringo, Karanganyar, Jawa Tengah mengeluhkan keberadaan pabrik PT Palur Raya, baru-baru ini. Perusahaan bumbu penyedap masakan itu tak mengolah limbah dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sedikitnya ratusan hektare sawah petani setempat tak dapat ditanami. Selain itu, sumur penduduk pun menjadi bau sehingga airnya tak dapat dipakai.
Manajemen PT Palu Raya menyikapi keluhan warga dengan memberi bantuan air bersih dan dana kompensasi sebesar Rp 1,1 miliar. Namun, menurut Gubernur Jateng Mardiyanto, pertolongan tersebut tak sebanding dengan kerugian yang diderita masyarakat. Dia meminta PT Palu Raya memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar pabrik dalam jangka panjang. Sejauh ini, pemerintah provinsi setempat juga telah menyumbang sejumlah uang dan membangun sumur artesis bagi warga.
Kasus pencemaran sejenis pun pernah dilaporkan terjadi pada pertengahan September silam. Lebih dari 6.000 hektare tambak di sepanjang pantai utara Indramayu, Jawa Barat, gagal panen karena tercemar limbah minyak mentah dari Unit Pengelolaan VI Pertamina Balongan [baca: Tambak Udang di Indramayu Tercemar Minyak Pertamina]. Kerugian ditaksir mencapai miliar rupiah.(MTA/Solikun)
Manajemen PT Palu Raya menyikapi keluhan warga dengan memberi bantuan air bersih dan dana kompensasi sebesar Rp 1,1 miliar. Namun, menurut Gubernur Jateng Mardiyanto, pertolongan tersebut tak sebanding dengan kerugian yang diderita masyarakat. Dia meminta PT Palu Raya memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar pabrik dalam jangka panjang. Sejauh ini, pemerintah provinsi setempat juga telah menyumbang sejumlah uang dan membangun sumur artesis bagi warga.
Kasus pencemaran sejenis pun pernah dilaporkan terjadi pada pertengahan September silam. Lebih dari 6.000 hektare tambak di sepanjang pantai utara Indramayu, Jawa Barat, gagal panen karena tercemar limbah minyak mentah dari Unit Pengelolaan VI Pertamina Balongan [baca: Tambak Udang di Indramayu Tercemar Minyak Pertamina]. Kerugian ditaksir mencapai miliar rupiah.(MTA/Solikun)