Nilai tukar rupiah kembali melemah di atas Rp 10.000 per dollar Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya sejak Septembe 2009 setelah investor khawatir dengan perlambatan ekonomi China. Kondisi ini dikhawatirkan membuat aktifitas ekspor Indonesia akan merosot mengingat China merupakan mitra utama Indonesia.
Dikutip dari laman Bloomberg, China yang merupakan pangsa pasar ekspor Non Migas Indonesia dengan mencapai 11%, tumbuh dari 7,5% pada kuartal I-2012 menjadi 7,5% pada kuartal I-2013.
"Perlambatan ekonomi China bakal berdampak bagi negara-negara Asia tengara dan lebih jauh pada kegiatan ekspor Indonesia," kata Ekonom dari PT Mandiri Sekuritas, Leo Rinaldy.
Menurut Leo, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI rate memang cukup membantu menekan laju inflasi. Sayangnya, kebijakan ini tak cukup kuat untuk menenangkan pasar imbas tekanan eksternal yang menekan nilai tukar rupiah.
Data Bloomberg dari berbagai bank lokal di Indonesia menunjukan, nilai tukar rupiah hingga pukul 10.01 WIB berada di level 10.025 per dolar AS atau turun 0,3%. Sementara di pasar non deliverable forward, rupiah menguat 0,1% ke level 10.153 per dolar AS.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangannya akhir pekan lalu mengatakan pergerakan rupiah saat ini menunjukan fundamental perekonomian Indonesia.
Data kurs tengah BI menunjukan, nilai tukar rupiah berada di level 9.980 pada 12 Juli 2013. Rupiah terus bergerak naik dari posisi sepekan yang lalu di level 9.960 per dolar AS. (Shd)
Dikutip dari laman Bloomberg, China yang merupakan pangsa pasar ekspor Non Migas Indonesia dengan mencapai 11%, tumbuh dari 7,5% pada kuartal I-2012 menjadi 7,5% pada kuartal I-2013.
"Perlambatan ekonomi China bakal berdampak bagi negara-negara Asia tengara dan lebih jauh pada kegiatan ekspor Indonesia," kata Ekonom dari PT Mandiri Sekuritas, Leo Rinaldy.
Menurut Leo, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI rate memang cukup membantu menekan laju inflasi. Sayangnya, kebijakan ini tak cukup kuat untuk menenangkan pasar imbas tekanan eksternal yang menekan nilai tukar rupiah.
Data Bloomberg dari berbagai bank lokal di Indonesia menunjukan, nilai tukar rupiah hingga pukul 10.01 WIB berada di level 10.025 per dolar AS atau turun 0,3%. Sementara di pasar non deliverable forward, rupiah menguat 0,1% ke level 10.153 per dolar AS.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangannya akhir pekan lalu mengatakan pergerakan rupiah saat ini menunjukan fundamental perekonomian Indonesia.
Data kurs tengah BI menunjukan, nilai tukar rupiah berada di level 9.980 pada 12 Juli 2013. Rupiah terus bergerak naik dari posisi sepekan yang lalu di level 9.960 per dolar AS. (Shd)