Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ternyata tak hanya diduga menerima Toyota Harrier saat masih duduk sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPR. Dia juga diduga menerima mobil mewah lainnya, Toyota Vellfire.
Kuasa hukum Anas, Patra M Zen, mengaku baru mengetahui adanya tuduhan baru bagi kliennya itu. Menurutnya, saat ini KPK tengah mencari-cari kesalahan Anas agar penetapan tersangkanya tak sia-sia.
"Ibarat kata pepatah, KPK itu seperti sedang mencari tulang dalam telur. Itulah yang terjadi dalam kasus AU saat ini," kata Patra saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/7/2013).
Menurut Patra, Anas adalah orang yang baik. Kadang, dia pernah diberi pinjaman mobil jika ingin bepergian dengan banyak orang. "Banyak yang mau meminjamkan mobilnya bahkan mengantarkannya bepergian dan mereka ada yang memiliki Vellfire, Alphard," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara KPK Johan Budi SP, mengaku tidak mengetahui perkembangan terbaru kasus yang menjerat Anas. "Saya tidak tahu materi kasusnya," kata Johan.
Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak 22 Februari 2013. Anas diduga menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang. Gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier itu diduga diterima Anas saat menjabat Ketua Fraksi Demokrat DPR.
Meski sudah menjadi tersangka, Anas belum juga ditahan. Namun KPK tetap berjanji akan menahan seluruh tersangka kasus Hambalang. (Ary/Ism)
Kuasa hukum Anas, Patra M Zen, mengaku baru mengetahui adanya tuduhan baru bagi kliennya itu. Menurutnya, saat ini KPK tengah mencari-cari kesalahan Anas agar penetapan tersangkanya tak sia-sia.
"Ibarat kata pepatah, KPK itu seperti sedang mencari tulang dalam telur. Itulah yang terjadi dalam kasus AU saat ini," kata Patra saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/7/2013).
Menurut Patra, Anas adalah orang yang baik. Kadang, dia pernah diberi pinjaman mobil jika ingin bepergian dengan banyak orang. "Banyak yang mau meminjamkan mobilnya bahkan mengantarkannya bepergian dan mereka ada yang memiliki Vellfire, Alphard," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara KPK Johan Budi SP, mengaku tidak mengetahui perkembangan terbaru kasus yang menjerat Anas. "Saya tidak tahu materi kasusnya," kata Johan.
Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak 22 Februari 2013. Anas diduga menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang. Gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier itu diduga diterima Anas saat menjabat Ketua Fraksi Demokrat DPR.
Meski sudah menjadi tersangka, Anas belum juga ditahan. Namun KPK tetap berjanji akan menahan seluruh tersangka kasus Hambalang. (Ary/Ism)
