Setelah beberapa kali mendapatkan penentangan dari berbagai kalangan, pemerintah tampaknya mulai melirik potensi nuklir untuk dijadikan sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pertimbangannya, penggunaan tenaga nuklir terbilang lebih cepat ketimbang energi lain.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan seharusnya Indonesia mulai memikirkan pengguanaan nuklir sebagai sumber energi. Dengan sumber energi yang semakin berkurang, Indonesia justru memiliki bahan baku nuklir yang sudah tersedia.
"Kalau kurang, kenapa kita tidak mencoba mengembangkan nuklir, katakanlah dikembangkan dari sekarang 10 tahun baru jadi. Saya dari Kalimantan Barat banyak uranium disana, Bangka Belitung kajiannnya sudah selesai, kita ada kok barangnya," kata Gusti, dalam sidang anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke 10, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (12/7/2013).
Dikesempatan yang sama Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui pandangan dari mitra kerjanya tersebut. Menurunya, Indonesia sudah saatnya mulai membuka pintu terhadap tehnologi tersebut guna memenuhi kebutuhan enegi dimasa depan.
"PLTN, waktu itu banyak perdebatan ya akhirnya energi nuklir jdi pilihan terakhir, maksudnya negeri ini membuka pintu untuk nulir, terus terang sudah kami bahas ini," tuturnya.
Menurutnya, kebutuhan energi kedepan semakin meningkat, jika mengandalkan sumber energi yang sudah ada saat ini tidak akan mencukupi.
"Kelihatannya kebutuhan energi makin gede eksponensial, kalau kita tomboki dengan geothermal, lama sekali, sedangkan industri butuh listrik ribuan megawaat," pungkasnya.(Pew/Shd)
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan seharusnya Indonesia mulai memikirkan pengguanaan nuklir sebagai sumber energi. Dengan sumber energi yang semakin berkurang, Indonesia justru memiliki bahan baku nuklir yang sudah tersedia.
"Kalau kurang, kenapa kita tidak mencoba mengembangkan nuklir, katakanlah dikembangkan dari sekarang 10 tahun baru jadi. Saya dari Kalimantan Barat banyak uranium disana, Bangka Belitung kajiannnya sudah selesai, kita ada kok barangnya," kata Gusti, dalam sidang anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke 10, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (12/7/2013).
Dikesempatan yang sama Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui pandangan dari mitra kerjanya tersebut. Menurunya, Indonesia sudah saatnya mulai membuka pintu terhadap tehnologi tersebut guna memenuhi kebutuhan enegi dimasa depan.
"PLTN, waktu itu banyak perdebatan ya akhirnya energi nuklir jdi pilihan terakhir, maksudnya negeri ini membuka pintu untuk nulir, terus terang sudah kami bahas ini," tuturnya.
Menurutnya, kebutuhan energi kedepan semakin meningkat, jika mengandalkan sumber energi yang sudah ada saat ini tidak akan mencukupi.
"Kelihatannya kebutuhan energi makin gede eksponensial, kalau kita tomboki dengan geothermal, lama sekali, sedangkan industri butuh listrik ribuan megawaat," pungkasnya.(Pew/Shd)