Sandhy Sondoro cukup lama tinggal di Jerman. Di negara itu, ia beberapa kali melalui bulan Ramadhan. Sayang, Sandhy mengaku tak jarang puasanya batal karena beberapa sebab.
Yang pertama, durasi puasa di Jerman amat panjang dibandingkan Indonesia. "Kalau puasanya pas musim panas matahari terbitnya 04.30 dan terbenamnya pukul 22.00. Itu terberat, kadang bolong," ungkap Sandhy di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (15/7/2013).
Kedua, Sandhy merupakan pria yang gemar memakai sepeda untuk berpergian. Maka, ketika banyak pekerjaan, makin banyak pula tempat yang ia kunjungi dengan bersepeda. "Jadinya kalau banyak pekerjaan ya terpaksa batal," akunya.
Selain banyaknya tantangan berpuasa, Sandhy juga ingat masa-masa yang indah, terutama di saat menjelang berbuka puasa. Ia sering mengunjungi sebuah Masjid yang banyak didatangi imigran asal Turki.
"Saya sering buka di sana. Istilahnya bebagai bangsa tapi satu keyakinan. Kalau kita hidup sebagai minoritas, kita lebih erat. Dulu juga pernah waktu kuliah, kenal sama orang Turki-Sudan, kalau puasa sering diajak ke ke keluarganya," cerita Sandhy. (Fei)
Yang pertama, durasi puasa di Jerman amat panjang dibandingkan Indonesia. "Kalau puasanya pas musim panas matahari terbitnya 04.30 dan terbenamnya pukul 22.00. Itu terberat, kadang bolong," ungkap Sandhy di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (15/7/2013).
Kedua, Sandhy merupakan pria yang gemar memakai sepeda untuk berpergian. Maka, ketika banyak pekerjaan, makin banyak pula tempat yang ia kunjungi dengan bersepeda. "Jadinya kalau banyak pekerjaan ya terpaksa batal," akunya.
Selain banyaknya tantangan berpuasa, Sandhy juga ingat masa-masa yang indah, terutama di saat menjelang berbuka puasa. Ia sering mengunjungi sebuah Masjid yang banyak didatangi imigran asal Turki.
"Saya sering buka di sana. Istilahnya bebagai bangsa tapi satu keyakinan. Kalau kita hidup sebagai minoritas, kita lebih erat. Dulu juga pernah waktu kuliah, kenal sama orang Turki-Sudan, kalau puasa sering diajak ke ke keluarganya," cerita Sandhy. (Fei)