Harga minyak mentah dunia terus melompat seiring laporan pertumbuhan ekonomi China yang melambat yang tidak bisa menghentikan momentum kenaikan minyak mentah.
Harga Benchmark minyak mentah untuk pengiriman Agustus naik 37 sen menjadi US$ 106,32 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent naik 28 sen menjadi US$ 109,09 per barel di ICE Futures exchange di London, mengutip laman Associated Press, Selasa (16/7/2013).
Harga minyak mentah dunia naik sekitar 10% sepanjang bulan ini. Harga tersentak ke level tinggi yang tak terduga mengiringi penurunan tajam persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan permintaan kuat.
Penggulingan Predisen Mesir dalam kudeta militer di awal Juli juga menambahkan premi harga minyak mentah, yang mencerminkan risiko gangguan pasokan dari ketidakstabilan politik di negara yang mengontrol Terusan Suez.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak lainnya secara kuartal berturut-turut, juga mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang melambat di China.
Negara dengan perekonomian kedua di dunia, mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,5% kurun April-Juni, lebih rendah dari 7,7% pada kuartal sebelumnya.
Angka itu menjadi tingkat pertumbuhan terlemah China sejak 1991 dan sinyal penurunan dalam kebutuhan untuk minyak mentah dan bahan bakar lain. (Nur)
Harga Benchmark minyak mentah untuk pengiriman Agustus naik 37 sen menjadi US$ 106,32 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent naik 28 sen menjadi US$ 109,09 per barel di ICE Futures exchange di London, mengutip laman Associated Press, Selasa (16/7/2013).
Harga minyak mentah dunia naik sekitar 10% sepanjang bulan ini. Harga tersentak ke level tinggi yang tak terduga mengiringi penurunan tajam persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan permintaan kuat.
Penggulingan Predisen Mesir dalam kudeta militer di awal Juli juga menambahkan premi harga minyak mentah, yang mencerminkan risiko gangguan pasokan dari ketidakstabilan politik di negara yang mengontrol Terusan Suez.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak lainnya secara kuartal berturut-turut, juga mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang melambat di China.
Negara dengan perekonomian kedua di dunia, mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,5% kurun April-Juni, lebih rendah dari 7,7% pada kuartal sebelumnya.
Angka itu menjadi tingkat pertumbuhan terlemah China sejak 1991 dan sinyal penurunan dalam kebutuhan untuk minyak mentah dan bahan bakar lain. (Nur)