Tak cuma daging yang stabil tinggi. Harga cabai di pasaran ikut-ikutan melambung tinggi. Tak tanggung-tanggung, harga cabai rawit merah misalnya mencapai Rp 100 ribu per kilogram (kg), setara dengan harga daging sapi di pasaran.
Harga yang cabai yang di level Rp 100 ribu per kg memang nyaris menyamai harga daging yang juga di level Rp 100 ribu sampai Rp 125 ribu per kg.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan harga cabai stabil tinggi dan berfluktuasi setiap harinya.
"Harga cabai rawit besar mencapai Rp 100 ribu, sempat turun jadi Rp 68 ribu dan kini balik lagi Rp 80 ribu per kilo. Jadi begitu terus harganya stabil tinggi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (16/7/2013).
Dia mengakui, harga cabai rawit merah yang paling mengalami kenaikan harga terbanyak. Sementara harga cabai merah besar sedikit turun saat ini dari Rp 33 ribu per kg menjadi Rp 28 ribu per kg. Sedangkan cabai merah keriting stabil tinggi di kisaran Rp 43 ribu per kg di tingkat pedagang.
Pedagang, ungkap Ngadiran, sangat berat dengan kondisi yang ada. Sebab, mereka bingung menjual ke masyarakat dengan harga tinggi tapi juga harus tetap meraup untung. "Jadi tidak jelas harganya," tegas dia.
Dia mengaku mendapatkan penjelasan dari petani tentang penyebab lonjakan harga cabai karena faktor panen yang gagal karena kondisi cuaca yang tak mendukung.
Namun dia menduga, kondisi yang terbentuk bukan karena faktor cuaca semata, tetapi ada permainan di tingkat tengkulak yang membeli hasil tani petani.
"Harga di petani dikendalikan oleh tengkulak. Jadi petani selalu dikendalikan tengkulak yang dapat pengijon dan tengkulak (untungnya)," jelas dia.
Dia pun mengaku sulit memprediksi kapan harga cabai akan stabil kembali. Dari hitungannya, seharusnya harga cabai hanya sebesar Rp 15 ribu per kg dan bukan melonjak hingga Rp 100 ribu seperti saat ini.
"Harga cabai tergantung yang punya barang, suka-suka dia menahan barang. Sementara pedagang di pasar tergantung stok," tegas dia. (Nur/*)
Harga yang cabai yang di level Rp 100 ribu per kg memang nyaris menyamai harga daging yang juga di level Rp 100 ribu sampai Rp 125 ribu per kg.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan harga cabai stabil tinggi dan berfluktuasi setiap harinya.
"Harga cabai rawit besar mencapai Rp 100 ribu, sempat turun jadi Rp 68 ribu dan kini balik lagi Rp 80 ribu per kilo. Jadi begitu terus harganya stabil tinggi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (16/7/2013).
Dia mengakui, harga cabai rawit merah yang paling mengalami kenaikan harga terbanyak. Sementara harga cabai merah besar sedikit turun saat ini dari Rp 33 ribu per kg menjadi Rp 28 ribu per kg. Sedangkan cabai merah keriting stabil tinggi di kisaran Rp 43 ribu per kg di tingkat pedagang.
Pedagang, ungkap Ngadiran, sangat berat dengan kondisi yang ada. Sebab, mereka bingung menjual ke masyarakat dengan harga tinggi tapi juga harus tetap meraup untung. "Jadi tidak jelas harganya," tegas dia.
Dia mengaku mendapatkan penjelasan dari petani tentang penyebab lonjakan harga cabai karena faktor panen yang gagal karena kondisi cuaca yang tak mendukung.
Namun dia menduga, kondisi yang terbentuk bukan karena faktor cuaca semata, tetapi ada permainan di tingkat tengkulak yang membeli hasil tani petani.
"Harga di petani dikendalikan oleh tengkulak. Jadi petani selalu dikendalikan tengkulak yang dapat pengijon dan tengkulak (untungnya)," jelas dia.
Dia pun mengaku sulit memprediksi kapan harga cabai akan stabil kembali. Dari hitungannya, seharusnya harga cabai hanya sebesar Rp 15 ribu per kg dan bukan melonjak hingga Rp 100 ribu seperti saat ini.
"Harga cabai tergantung yang punya barang, suka-suka dia menahan barang. Sementara pedagang di pasar tergantung stok," tegas dia. (Nur/*)