Pemerintah dinilai telah kehilangan momentum emas karena belum kunjung memberikan kepastian pengambilalihan 7% saham divestasi Newmont Nusa Tenggara. Momentum tersebut menghilang seiring harga emas yang terus menerus melemah hingga mencapai 25%.
Direktur Lembaga Riset Katadata, Heri Susanto menyayangkan batalnya pembelian saham Newmont justru terjadi di saat harga naik. Saat ini, setelah memasuki semester I-2013, harga emas justru telah turun 25% sehingga pemerintah sebetulnya telah kehilangan momentum emas dalam proses pembelian saham ini.
"Momentum emas berulang kali hilang. Proses divestasi sudah berulang kali diperpanjang. Saat harga emas naik, semestinya sudah diakuisisi tapi batal. Sampai sekarang harga emas terus turun," kata Heri Susanto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Pendapatan senada disampaikan Founder Katadata, Lin Che We yang menilai perjanjian pembelian saham divestasi Newmont menjadi semakin rumit karena harga emas yang terus menurun.
"Jadi dibandingkan peaknya, emas itu turun 35%, dari awal tahun emas sudah turun hampir 25%, jadi poin pertama sudah terjadi underline cukup signifikan yang membuat penyelesaian deal jadi lebih rumit," jelas Lin.
Dalam proses kepemilikan saham tersebut, pemerintah diketahui harus mengikuti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2012.
Jika mengacu PP 24 Tahun 2012, disebutkan secara jelas pihak yang bisa membeli saham Newmont. Prioritas pertama pembeli saham Newmont adalah pemerintah pusat yang bisa dialihkan ke Pemerintah Daerah jika menganggap tak ada ketertarikan. Pihaknya selanjutnya yang berhak membeli saham newmont adalah BUMN/BUMD dan terakhir swasta nasional.(Pew/Shd)
Heri menambahkan, kengototan pemerintah yang merasa harus memiliki 7% saham Newmont tak terlepas dari cadangan emas yang cukup besar dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Hasil riset Katadata menemukan, potensi cadangan emas Newmont diperkirakan mencapai 11,57 juta ons emas dan tembaga 11,47 miliar pound di Blok Batu hijau. Sementara di Blok Elang, Newmont diduga mengelola kandungan emas sebanyak 19,5 juta ons dan 22 miliar pounds tembaga.
"Blok elang punya deposit lebih besar dari boddington. Sehingga perlu pertimbangkan kepemilikan ini," pungkasnya.(Pew/Shd)
Direktur Lembaga Riset Katadata, Heri Susanto menyayangkan batalnya pembelian saham Newmont justru terjadi di saat harga naik. Saat ini, setelah memasuki semester I-2013, harga emas justru telah turun 25% sehingga pemerintah sebetulnya telah kehilangan momentum emas dalam proses pembelian saham ini.
"Momentum emas berulang kali hilang. Proses divestasi sudah berulang kali diperpanjang. Saat harga emas naik, semestinya sudah diakuisisi tapi batal. Sampai sekarang harga emas terus turun," kata Heri Susanto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Pendapatan senada disampaikan Founder Katadata, Lin Che We yang menilai perjanjian pembelian saham divestasi Newmont menjadi semakin rumit karena harga emas yang terus menurun.
"Jadi dibandingkan peaknya, emas itu turun 35%, dari awal tahun emas sudah turun hampir 25%, jadi poin pertama sudah terjadi underline cukup signifikan yang membuat penyelesaian deal jadi lebih rumit," jelas Lin.
Dalam proses kepemilikan saham tersebut, pemerintah diketahui harus mengikuti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2012.
Jika mengacu PP 24 Tahun 2012, disebutkan secara jelas pihak yang bisa membeli saham Newmont. Prioritas pertama pembeli saham Newmont adalah pemerintah pusat yang bisa dialihkan ke Pemerintah Daerah jika menganggap tak ada ketertarikan. Pihaknya selanjutnya yang berhak membeli saham newmont adalah BUMN/BUMD dan terakhir swasta nasional.(Pew/Shd)
Heri menambahkan, kengototan pemerintah yang merasa harus memiliki 7% saham Newmont tak terlepas dari cadangan emas yang cukup besar dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Hasil riset Katadata menemukan, potensi cadangan emas Newmont diperkirakan mencapai 11,57 juta ons emas dan tembaga 11,47 miliar pound di Blok Batu hijau. Sementara di Blok Elang, Newmont diduga mengelola kandungan emas sebanyak 19,5 juta ons dan 22 miliar pounds tembaga.
"Blok elang punya deposit lebih besar dari boddington. Sehingga perlu pertimbangkan kepemilikan ini," pungkasnya.(Pew/Shd)