Misteri penyebab tewasnya pramugari cantik pada saat menggunakan iPhone mulai terungkap. Kemungkinan sementara penyebabnya adalah karena masalah charger.
Menurut ahli telekomunikasi Xiang Ligang, sebagaimana dilansir harian South China Morning Post dan dikutip Rabu (17/7/2013), kemungkinan charger yang digunakan korban merupakan charger palsu.
"Kualitas dari kapasitor dan pelindung sirkuit kemungkinan kurang baik, dan ini mungkin menyebabkan kapasitor rusak dan mengirim listrik 220 volt langsung ke baterai ponsel," jelasnya.
Pihak penyidik juga meralat kalau iPhone yang digunakannya bukanlah iPhone 5. Hasil investigasi CCTV menunjukkan bahwa perangkat yang dipakainya adalah iPhone 4. Bagian luar perangkatnya menggunakan bahan stainless steel, bukan iPhone 5 yang menggunakan aluminium.
Pramugari pesawat China Southern Airlines berusia 23 tahun itu dilaporkan mengecas iPhone 4 miliknya di rumahnya di Xinjiang, China. Ia tersengat listrik setelah mengambil ponsel itu untuk menjawab panggilan telepon.
Kemungkinan lainnya, lanjut Xiang, charger tersebut ditujukan untuk di Hong Kong, Taiwan atau Jepang.
"Hong Kong, Taiwan dan Jepang semua menggunakan tegangan listrik 110 volt. Daratan China menggunakan 220 volt. Jika charger dibuat untuk menampung kapasitas hanya 110 volt, kemungkinan jadi rusak dan kelebihan beban (overload), pungkasnya lagi.
Komentar Xiang tidak sepenuhnya akurat. Hong Kong memiliki tegangan listrik standar 220 volt, meskipun tegangan 120 volt masih bisa ditemui di beberapa hotel. Sedangkan Jepang memiliki standar tegangan 100 volt.
Lebih lanjut, Xiang menambahkan bahwa arus listrik dari charger yang overload biasanya akan menyebabkan casing ponsel jadi panas, merusak sirkuit di dalamnya dan perangkat tidak dapat digunakan. Namun dalam kasus ini iPhone 4 tersebut masih bisa beroperasi normal meskipun casing bagian luarnya terbakar. Kabel data, charger, dan plug pun semuanya masih utuh.
Saat ini penyelidikan masih terus dilakukan. Sebelumnya Apple juga telah menyampaikan belasungkawa dan mengklaim akan bekerjasama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus ini. (dew)
Menurut ahli telekomunikasi Xiang Ligang, sebagaimana dilansir harian South China Morning Post dan dikutip Rabu (17/7/2013), kemungkinan charger yang digunakan korban merupakan charger palsu.
"Kualitas dari kapasitor dan pelindung sirkuit kemungkinan kurang baik, dan ini mungkin menyebabkan kapasitor rusak dan mengirim listrik 220 volt langsung ke baterai ponsel," jelasnya.
Pihak penyidik juga meralat kalau iPhone yang digunakannya bukanlah iPhone 5. Hasil investigasi CCTV menunjukkan bahwa perangkat yang dipakainya adalah iPhone 4. Bagian luar perangkatnya menggunakan bahan stainless steel, bukan iPhone 5 yang menggunakan aluminium.
Pramugari pesawat China Southern Airlines berusia 23 tahun itu dilaporkan mengecas iPhone 4 miliknya di rumahnya di Xinjiang, China. Ia tersengat listrik setelah mengambil ponsel itu untuk menjawab panggilan telepon.
Kemungkinan lainnya, lanjut Xiang, charger tersebut ditujukan untuk di Hong Kong, Taiwan atau Jepang.
"Hong Kong, Taiwan dan Jepang semua menggunakan tegangan listrik 110 volt. Daratan China menggunakan 220 volt. Jika charger dibuat untuk menampung kapasitas hanya 110 volt, kemungkinan jadi rusak dan kelebihan beban (overload), pungkasnya lagi.
Komentar Xiang tidak sepenuhnya akurat. Hong Kong memiliki tegangan listrik standar 220 volt, meskipun tegangan 120 volt masih bisa ditemui di beberapa hotel. Sedangkan Jepang memiliki standar tegangan 100 volt.
Lebih lanjut, Xiang menambahkan bahwa arus listrik dari charger yang overload biasanya akan menyebabkan casing ponsel jadi panas, merusak sirkuit di dalamnya dan perangkat tidak dapat digunakan. Namun dalam kasus ini iPhone 4 tersebut masih bisa beroperasi normal meskipun casing bagian luarnya terbakar. Kabel data, charger, dan plug pun semuanya masih utuh.
Saat ini penyelidikan masih terus dilakukan. Sebelumnya Apple juga telah menyampaikan belasungkawa dan mengklaim akan bekerjasama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus ini. (dew)
