Untuk melihat apakah seseorang pernah mengalami trauma sosial di masa lalu sangatlah mudah, yaitu lihatlah tulisan tangannya. Apabila tulisan tangannya miring ke kiri, tandanya orang tersebut pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan itu.
Menurut ahli grafologi (ilmu yang mempelajari karakter manusia melalui medium tulisan tangan), Deborah Dewi, di dunia ini, tidak ada satu pun negara yang mengajar orang untuk menulis miring ke kiri.
"Kalau ada orang yang menulisnya miring ke kiri, itu menunjukkan, kemungkinan orang itu mengalami trauma sosial di masa lalu," ujar Deborah, saat berbincang dengan Liputan6.com, di SCTV Tower, yang ditulis Kamis (18/7/2013)
Wanita yang merupakan satu-satunya anggota American Association of Handwriting Analyst dari Indonesia ini menjelaskan, trauma sosial yang sering terjadi pada seseorang itu banyak jenisnya.
"Yang paling simpel, kemungkinan semasa kecil, remaja, dan dewasa orang itu mengalami bullying terus menerus. Muda dibully, tua dibully lagi. Maka, orang tersebut mengalami trauma sosial di masa lalu," ucap Debo.
Efek dari bully itu, tambah Debo, ada orang yang bisa mengungkapkan ada yang tidak bisa mengungkapkannya.
"Yang tidak bisa mengunkapkan inilah, yang akhirnya menghasilkan sosok yang sangat menutup diri, yang membuat orang tersebut menjadi sosok yang intorvert," jelas Debo.
Wanita kelahiran Surabaya, 22 Juni 1981 ini menekankan, kalau ini bukan harga mati.
Maksudnya, bisa saja orang yang tulisan tangannya miring ke kiri mengetahui kalau dirinya harus berubah. Berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi, dan mengubah tulisan tangannya.
"Semuanya bisa berubah lebih baik lagi," tutupnya.
(Adt/Abd)
Menurut ahli grafologi (ilmu yang mempelajari karakter manusia melalui medium tulisan tangan), Deborah Dewi, di dunia ini, tidak ada satu pun negara yang mengajar orang untuk menulis miring ke kiri.
"Kalau ada orang yang menulisnya miring ke kiri, itu menunjukkan, kemungkinan orang itu mengalami trauma sosial di masa lalu," ujar Deborah, saat berbincang dengan Liputan6.com, di SCTV Tower, yang ditulis Kamis (18/7/2013)
Wanita yang merupakan satu-satunya anggota American Association of Handwriting Analyst dari Indonesia ini menjelaskan, trauma sosial yang sering terjadi pada seseorang itu banyak jenisnya.
"Yang paling simpel, kemungkinan semasa kecil, remaja, dan dewasa orang itu mengalami bullying terus menerus. Muda dibully, tua dibully lagi. Maka, orang tersebut mengalami trauma sosial di masa lalu," ucap Debo.
Efek dari bully itu, tambah Debo, ada orang yang bisa mengungkapkan ada yang tidak bisa mengungkapkannya.
"Yang tidak bisa mengunkapkan inilah, yang akhirnya menghasilkan sosok yang sangat menutup diri, yang membuat orang tersebut menjadi sosok yang intorvert," jelas Debo.
Wanita kelahiran Surabaya, 22 Juni 1981 ini menekankan, kalau ini bukan harga mati.
Maksudnya, bisa saja orang yang tulisan tangannya miring ke kiri mengetahui kalau dirinya harus berubah. Berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi, dan mengubah tulisan tangannya.
"Semuanya bisa berubah lebih baik lagi," tutupnya.
(Adt/Abd)
