Selama Ramadan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengadakan operasi pasar. Sebanyak 40 ribu ton beras akan dijual dengan murah selama bulan puasa.
Namun baru 4 ribu ton beras saja yang berhasil didistribusikan. Nantinya beras obrolan ini akan disalurkan ke sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Senen, Jatinegara, Kramat Jati, dan Tomang.
"Itu jumlahnya 40 ribu ton beras. Pekan lalu sudah lepas 4.000 ton," kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Ratnaningsih di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
"Per kilonya dijual dengan selisih Rp 1.500 dari harga asli," imbuhnya.
Maksimal harga beras per kilogram adalah Rp 7.100. Dengan operasi pasar ini, beras dapat dijual lebih murah menjadi Rp 5.600 per kilogram. Ratna menuturkan, operasi pasar ini bertujuan menjaga stabilitas harga di pasaran agar tak melambung tinggi.
Namun, operasi pasar ini tidak bisa asal digelar, harus melihat gejala pasar. Operasi pasar juga tak tepat jika dilakukan saat kenaikan harga terjadi. Namun begitu terdeteksi adanya potensi harga bakal melambung, barulah operasi pasar digelar.
"Ini kan setidaknya sedikit membantu. Kami pun lepas itu beras tidak pas harga tinggi karena nanti tidak stabil, sama saja. Kami lihat gejala pasar. Kami tahulah cara pikir pedagang," ujar Ratna.
Namun ada beberapa kendala saat operasi pasar ini digelar. Para pedagang yang sudah terbiasa membeli beras dengan menyicil di tengkulak, biasanya akan menolak untuk membeli beras dari Dinas UMKM secara kontan meski harga yang ditawarkan lebih murah. Karena itu, pihak UMKM akan terus mencoba menawarkan kepada para pedagang agar bersedia membeli beras operasi pasar ini. (Ndy/Yus)
Namun baru 4 ribu ton beras saja yang berhasil didistribusikan. Nantinya beras obrolan ini akan disalurkan ke sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Senen, Jatinegara, Kramat Jati, dan Tomang.
"Itu jumlahnya 40 ribu ton beras. Pekan lalu sudah lepas 4.000 ton," kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Ratnaningsih di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
"Per kilonya dijual dengan selisih Rp 1.500 dari harga asli," imbuhnya.
Maksimal harga beras per kilogram adalah Rp 7.100. Dengan operasi pasar ini, beras dapat dijual lebih murah menjadi Rp 5.600 per kilogram. Ratna menuturkan, operasi pasar ini bertujuan menjaga stabilitas harga di pasaran agar tak melambung tinggi.
Namun, operasi pasar ini tidak bisa asal digelar, harus melihat gejala pasar. Operasi pasar juga tak tepat jika dilakukan saat kenaikan harga terjadi. Namun begitu terdeteksi adanya potensi harga bakal melambung, barulah operasi pasar digelar.
"Ini kan setidaknya sedikit membantu. Kami pun lepas itu beras tidak pas harga tinggi karena nanti tidak stabil, sama saja. Kami lihat gejala pasar. Kami tahulah cara pikir pedagang," ujar Ratna.
Namun ada beberapa kendala saat operasi pasar ini digelar. Para pedagang yang sudah terbiasa membeli beras dengan menyicil di tengkulak, biasanya akan menolak untuk membeli beras dari Dinas UMKM secara kontan meski harga yang ditawarkan lebih murah. Karena itu, pihak UMKM akan terus mencoba menawarkan kepada para pedagang agar bersedia membeli beras operasi pasar ini. (Ndy/Yus)