E- Skin, Sensor Elektronik seperti Kulit Manusia

Bila dibandingkan dengan sistem kulit elektronik lain yang sudah ada sebelumnya, alat ini 10 kali lebih sensitif terhadap sentuhan

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jul 2013, 17:30 WIB
Temuan baru yang sekaligus menjadi terobosan medis kembali bertambah. Sebuah tim ilmuwan di Technision-Israel Institute of Technology telah mengembangkan sebuah sensor fleksibel yang mampu berintergrasi ke dalam kulit elektronik (e-skin). Sensor ini meniru kemampuan kulit dalam merasakan tekanan dan tegangan.
 
Seperti dilansir Mashable, Jumat (19/7/2013), sensor ini juga dapat mendeteksi tiga macam rangsangan secara bersamaan. Tak hanya sentuhan saja, melainkan juga dapat merasakan kelembaban dan suhu udara, layaknya kulit asli manusia.

Bila dibandingkan dengan sistem kulit elektronik lain yang sudah ada sebelumnya, alat ini  10 kali lebih sensitif terhadap sentuhan. Sebab, sistem dari alat ini dikembangkan dengan menggunakan partikel emas dan jenis resin. '

Sensor ini juga dapat beroperasi pada tegangan rendah, misalnya hanya dengan menggunakan baterai saja. Selain itu, sensor ini juga mampu mendeteksi lebih dari satu jenis data sekaligus dalam rangka menemukan pengadopsi utamanya.

Untuk membuktikan hal itu, Anda mungkin dapat melekatkan sensor tersebut pada kaki palsu. Dengan begitu, kaki buatan tersebut dapat lebih sempurna dan orang yang menggunakannya pun mungkin merasa lebih baik.

(Abd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya