Pemilik Soldatenkaffe Bandung atau Kafe Nazi, Henry Mulyana didampingi kuasa hukumnya, Rohman Hidayat menunjukkan hasil percakapan melalui email dengan reporter yang melakukan peliputan terhadap kafenya.
Dalam percakapan tersebut, Henry meminta klarifikasi setelah terdapat kutipan Soldatenkaffee memiliki menu 'Nazi Goreng'. Padahal di kafe miliknya tidak pernah menyediakan menu dengan nama itu.
"Media ini salah tafsir hingga pada akhirnya saya tersudutkan. Saya pun berusaha menanyakan kepada wartawan yang menulis berita, karena sudah menyimpang dari makna. Saya punya seluruh bukti tertulis berupa pengakuan dari jurnalis bersangkutan," tuturnya.
Henry mengaku telah menjadi korban dari pemberitaan yang dianggap menyimpang, setelah Kafe Nazi diangkat oleh salah satu media internasional berinisial JG.
"Sebenarnya ini semua berawal dari pemberitaan di salah satu media cetak dan elektronik internasional yang telah melakukan pemberitaan sepihak. Jauh melenceng dari keterangan narasumber, bahkan terlihat secara jelas terdapat unsur rekayasa dan pelintiran yang bertujuan untuk mencari sensasi dengan mendramatisir berita ini," ungkap Henry. (Frd)
Dalam percakapan tersebut, Henry meminta klarifikasi setelah terdapat kutipan Soldatenkaffee memiliki menu 'Nazi Goreng'. Padahal di kafe miliknya tidak pernah menyediakan menu dengan nama itu.
"Media ini salah tafsir hingga pada akhirnya saya tersudutkan. Saya pun berusaha menanyakan kepada wartawan yang menulis berita, karena sudah menyimpang dari makna. Saya punya seluruh bukti tertulis berupa pengakuan dari jurnalis bersangkutan," tuturnya.
Henry mengaku telah menjadi korban dari pemberitaan yang dianggap menyimpang, setelah Kafe Nazi diangkat oleh salah satu media internasional berinisial JG.
"Sebenarnya ini semua berawal dari pemberitaan di salah satu media cetak dan elektronik internasional yang telah melakukan pemberitaan sepihak. Jauh melenceng dari keterangan narasumber, bahkan terlihat secara jelas terdapat unsur rekayasa dan pelintiran yang bertujuan untuk mencari sensasi dengan mendramatisir berita ini," ungkap Henry. (Frd)