Musisi kenamaan Dwiki Dharmawan terkenang Ustad Jeffry al Buchori atau Uje, usai memainkan sebuah lagu berjudul Subhanallah dalam pertunjukan musik Ramadhan Jazz Festival. Menurut pemain keyboard itu, dirinya terkenang dai yang pandai menyanyi itu lantaran kerap menyanyikan lagu tersebut dengan almarhum dalam suatu acara rutin.
"Saya teringat Uje, dulu setiap Jumat ada acara tablig akbar di TV, kami biasa tampil di situ," tutur Dwiki.
Musisi jazz yang mengawali karier di grup musik Krakatau itu bahkan mengaku sempat meneteskan air mata saat membawakan lagu Uje. "Saya sempat nangis tadi, terkenang dia (Uje)," beber Dwiki.
Meski hanya membawakan dua lagu, Subhanallah dan Spain, di pagelaran musik Ramadan Jazz Festival yang berlangsung Sabtu (20/7/2013) malam itu, ia terlihat puas telah menghibur penonton yang rata-rata berusia muda itu.
Malam itu merupakan kali ketiga musisi yang juga suami penyanyi Ita Purnamasari itu bergabung dalam acara musik di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Ia mengaku mendapat kepuasan tersendiri saat bermain musik di acara yang digelar tiap Ramadan itu. Baginya musik jazz yang ia mainkan adalah ekspresi spiritual, bukan sekedar hiburan. Karena itu ia berharap hal itu juga bisa dirasakan oleh penikmat musik.
"Harapan saya, acara seperti ini bisa lebih sering dilakukan. Bisa jadi tur, tur Ramadan jazz, seminggu sekali, itu bagus," ungkapnya bersemangat.(ANT/Ans)
"Saya teringat Uje, dulu setiap Jumat ada acara tablig akbar di TV, kami biasa tampil di situ," tutur Dwiki.
Musisi jazz yang mengawali karier di grup musik Krakatau itu bahkan mengaku sempat meneteskan air mata saat membawakan lagu Uje. "Saya sempat nangis tadi, terkenang dia (Uje)," beber Dwiki.
Meski hanya membawakan dua lagu, Subhanallah dan Spain, di pagelaran musik Ramadan Jazz Festival yang berlangsung Sabtu (20/7/2013) malam itu, ia terlihat puas telah menghibur penonton yang rata-rata berusia muda itu.
Malam itu merupakan kali ketiga musisi yang juga suami penyanyi Ita Purnamasari itu bergabung dalam acara musik di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Ia mengaku mendapat kepuasan tersendiri saat bermain musik di acara yang digelar tiap Ramadan itu. Baginya musik jazz yang ia mainkan adalah ekspresi spiritual, bukan sekedar hiburan. Karena itu ia berharap hal itu juga bisa dirasakan oleh penikmat musik.
"Harapan saya, acara seperti ini bisa lebih sering dilakukan. Bisa jadi tur, tur Ramadan jazz, seminggu sekali, itu bagus," ungkapnya bersemangat.(ANT/Ans)
