Bandara Kuala Namu di Medan Sumatera Utara akan resmi beroperasi pada 25 Juli 2013. Seiring pengoperasian bandara ini juga menjadi saat penutupan Bandara Polonia yang selama bertahun-tahun melayani jasa transportasi udara masyarakat Sumatera Utara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay, mengatakan pemindahan bandara ini bisa mengubah kultur masyarakat. Sebab masyarakat harus menyiapkan waktu apabila hendak melakukan penerbangan, mengingat lokasi Bandara Kuala Namu tidak lagi di tengah kota.
"Bandara Kuala Namu 39 km dari pusat kota, sehingga masyarakat harus menyiapkan waktu yang cukup. Jarak tempuh dengan kendaraan umum/pribadi antara 1-1,5 jam, kalau dengan kereta api 30 menit," jelas Herry di Jakarta, Senin (22/7/2013).
Pembangunan Bandara Kuala Namu dengan luas area 1.365 hektare (ha) ini menghabiskan anggaran total Rp 5,8 triliun.
Adapun alternatif akses jalan ke bandara, ada dua, yakni melalui kereta api (KA) dan darat. Perjalanan dengan KA setiap harinya tersedia 15 trip. Total penumpang yang dapat diangkut bisa mencapai 15-20% dari daya tampung bandara dan sisanya dengan angkutan darat.
Herry juga menambahkan bahwa Bandara Kuala Namu sudah mendapatkan ijin dari Badan dibawah ICAO, AIRAC yang diperoleh 30 Mei 2013 tentang pengoperasiannya dan Sertifikat Bandara, sudah ditandatangani 5 juli 2013 .
Selain kesiapan operasional penerbangan, praktik percaloan seperti yang masih bisa ditemukan di Polonia tidak akan ditemukan lagi di Kualanamu. (Dis/Nur)
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay, mengatakan pemindahan bandara ini bisa mengubah kultur masyarakat. Sebab masyarakat harus menyiapkan waktu apabila hendak melakukan penerbangan, mengingat lokasi Bandara Kuala Namu tidak lagi di tengah kota.
"Bandara Kuala Namu 39 km dari pusat kota, sehingga masyarakat harus menyiapkan waktu yang cukup. Jarak tempuh dengan kendaraan umum/pribadi antara 1-1,5 jam, kalau dengan kereta api 30 menit," jelas Herry di Jakarta, Senin (22/7/2013).
Pembangunan Bandara Kuala Namu dengan luas area 1.365 hektare (ha) ini menghabiskan anggaran total Rp 5,8 triliun.
Adapun alternatif akses jalan ke bandara, ada dua, yakni melalui kereta api (KA) dan darat. Perjalanan dengan KA setiap harinya tersedia 15 trip. Total penumpang yang dapat diangkut bisa mencapai 15-20% dari daya tampung bandara dan sisanya dengan angkutan darat.
Herry juga menambahkan bahwa Bandara Kuala Namu sudah mendapatkan ijin dari Badan dibawah ICAO, AIRAC yang diperoleh 30 Mei 2013 tentang pengoperasiannya dan Sertifikat Bandara, sudah ditandatangani 5 juli 2013 .
Selain kesiapan operasional penerbangan, praktik percaloan seperti yang masih bisa ditemukan di Polonia tidak akan ditemukan lagi di Kualanamu. (Dis/Nur)