Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menginginkan semua direktur utama (dirut) perusahaan khususnya perusahaan BUMN harus menjadi marketer yang handal jika dibandingkan staf-staf yang lain.
Komentar Dahlan ini disampaikan usai melihat Dirut PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Irwan Basri menjadi master of ceremonial (MC) dalam acara penyerahan surat penetapan proyek rekayasa, pengadaan dan kontruksi (engineering, procurement and construction/EPC) pabrik gula Glenmore di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.
"Direktur utama harus jadi marketer terbaik di perusahaan dan jadi nomor satu di perusahaan itu. Bukan direktur marketing, direktur utama harus menjadi orang marketing nomor 1 di perusahaan,"ungkapnya, Selasa (23/7/2013).
Untuk itulah, Dahlan berharap kepada para direktur untuk terampil di depan umum. Menurut dia, hal itu dilakukan agar para petinggi perusahaan itu mampu menguasai masalah sehingga mampu menyelesaikannya dengan baik.
"Tujuannya agar direktur utama bisa memimpin. Salah satu orang bisa mengatur, itu harus bisa menguasai masalah, menguasai masalah dengan detilnya,"jelasnya.
Selain itu, lanjut Mantan Dirut PLN tersebut, seorang dirut tidak boleh hanya tergantung pada stafnya. "Kalau ada dirut ditanya jawabnya, tanya ke stafnya. Itu berarti tidak in command. Ini korporasi bukan instansi kepala atau apa, jadi tidak boleh tergantung dengan staf," tegas Dahlan. (Yas/Ndw)
Komentar Dahlan ini disampaikan usai melihat Dirut PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Irwan Basri menjadi master of ceremonial (MC) dalam acara penyerahan surat penetapan proyek rekayasa, pengadaan dan kontruksi (engineering, procurement and construction/EPC) pabrik gula Glenmore di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.
"Direktur utama harus jadi marketer terbaik di perusahaan dan jadi nomor satu di perusahaan itu. Bukan direktur marketing, direktur utama harus menjadi orang marketing nomor 1 di perusahaan,"ungkapnya, Selasa (23/7/2013).
Untuk itulah, Dahlan berharap kepada para direktur untuk terampil di depan umum. Menurut dia, hal itu dilakukan agar para petinggi perusahaan itu mampu menguasai masalah sehingga mampu menyelesaikannya dengan baik.
"Tujuannya agar direktur utama bisa memimpin. Salah satu orang bisa mengatur, itu harus bisa menguasai masalah, menguasai masalah dengan detilnya,"jelasnya.
Selain itu, lanjut Mantan Dirut PLN tersebut, seorang dirut tidak boleh hanya tergantung pada stafnya. "Kalau ada dirut ditanya jawabnya, tanya ke stafnya. Itu berarti tidak in command. Ini korporasi bukan instansi kepala atau apa, jadi tidak boleh tergantung dengan staf," tegas Dahlan. (Yas/Ndw)