Gamis Korea dan China Laris Manis, Apa Bedanya?

Nama busana muslim dari kalangan artis sepertinya tak lagi populer di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Jul 2013, 06:30 WIB
Busana muslim memakai julukan nama artis, sepertinya tak lagi populer di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kini tren tersebut tergantikan nama busana muslim gamis Korea dan China.

Bukan lantaran karena bahan langsung didatangkan impor dari masing-masing negara, namun akibat tren yang berkembang saat ini hasil dari bauran budaya Korea dan China yang telah masuk ke Indonesia dan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, termasuk pemilihan berbusana.

Salah satu pedagang pakaian di Blok B Tanah Abang yang enggan disebut namanya itu mengaku, perbedaan antara gamis Korea dan China terletak dari sisi penggunaan bahan pakaian.

"Kalau gamis Korea, biasanya berbahan kaos, spandek dengan motif terbatas hanya pada bunga. Sedangkan gamis Cina menggunakan bahan yang saat ini sedang digandrungi yakni sifon, dan katun. Sifon sendiri lebih ringan dipakai, sedangkan katun bisa menyerap keringat," ujar salah seorang karyawan di Toko Kim Kim saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (25/7/2013).

Dari sisi desain, model gamis China lebih bervariatif dengan tampilan kombinasi berupa, motif payet, mote sampai dengan rajutan yang diletakkan di atas permukaan baju bagian depan menutupi sekitar leher hingga perut.

"Gamis Cina lebih enak dipakainya, lebih ringan, tidak jadul alias jaman dulu (ada gamis, semi gamis dan non gamis) dan berani memadukan warna-warna cerah, seperti merah, biru, kuning dan lainnya," jelas dia.

Soal harga, sambung dia, tentu kualitas berbicara beda. Gamis China dengan segala kelebihan, harganya dipatok lebih mahal ketimbang gamis Korea, yakni sekitar Rp 200 ribu per potong.

Meski demikian, sambung wanita tersebut, gamis China model terbaru sudah ludes dalam kurun waktu dua hari ini untuk memenuhi pesanan pelanggan yang akan menjual kembali gamis tersebut di daerah. Hal ini membuat toko ini hanya menjual gamis China model lama.

"Yang lebih mahal biasanya malah lebih laris. Pembeli kan yang penting nyaman dipakai dan modelnya bagus, jadi harga mahal sedikit tidak masalah," tutur dia.

Walaupun tidak bersedia menyebut jumlah penjualan maupun omzet gamis China per hari, namun dia mengatakan minat masyarakat baik terhadap gamis China maupun Korea, didasarkan pada kesukaan masing-masing.

"Kalau soal itu kan tergantung selera masing-masing konsumen. Kalau dia lebih memilih harga murah, bisa beli gamis Korea. Tapi kalau mempertimbangkan kualitas, gamis China bisa menjadi pilihan," tutur dia.

Di temui di tempat terpisah, menurut Heni, pedagang Gamis Korea di Tanah Abang Blok B, mengaku pihaknya membanderol satu potong gamis Korea seharga Rp 75 ribu sampai Rp 95 ribu.

"Tapi bahan kaos gamis Korea juga bagus, tidak kalah adem dengan gamis China. Kami memang tidak menjual gamis China, karena harganya di atas gamis Korea," tutur Heni.(Fik/Nur)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya