Banyak budayawan dan sejarawan yang mengaitkan antara pemimpin di Indonesia dengan ramalan budaya Jawa. Seperti budayawan Rohmad Hadiwijoyo, ia meramal pemimpin atau presiden Indonesia mendatang akan dimenangkan keturunan Kerajaan Mataram.
Menurut Rohmad, Jokowi disinyalir berasal dari keturunan Mataram. Dia juga mengklaim, pemimpin Indonesia akan selalu berasal dari keturunan tiga kerjaaan besar yakni Mataram, Majapahit dan Demak. Karena tiga kerajaan ini sudah mengenal demokrasi sejak puluhan abad sehingga memahami sosok pemimpin yang diidamkan rakyatnya.
"Kalau sudah Majapahit, biasanya presiden kita ganti dari keturunan Mataram, kalau sudah Mataram ganti kerajaan Demak. Karena mereka manunggaling Gusti (berketuhanan)," ujar Rohmad dalam diskusi politik di Sugeng Sarjadi School Of Goverment (SSSG), Jakarta, Rabu (24/7/2013).
" Nah, Jokowi dari Mataram. Dulu Habibie hanya singgah saja sebentar," sambungnya.
Lebih lanjut terkait sosok pempimpin bangsa yang baik, kata Rohmad, dia harus bermuasabah politik atau introspeksi diri. Pemimpin sekarang ini kata Rohmad banyak yang arogan, tidak mawas diri dan terlalu percaya diri bahwa dirinya merasa paling tepat sebagai sosok pilihan rakyatnya.
"Kebanyakan nggak ngaca diri. Siapa yang bisa ngaca diri dan manunggalin gusti dia akan dipilih rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, Divisi Riset dan Penerbitan Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menobatkan Gubernur Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Popularitas Jokowi menurut responden jauh mengungguli 14 pesaingnya di angka 25,48 persen.
Hasil survei Aliansi Pemuda Indonesia (API) Perubahan juga menempatkan Gubernur DKI Joko Widodo sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. Untuk di posisi cawapres, nama Ketua KPK Abraham Samad ternyata memimpin. (Ein)
Menurut Rohmad, Jokowi disinyalir berasal dari keturunan Mataram. Dia juga mengklaim, pemimpin Indonesia akan selalu berasal dari keturunan tiga kerjaaan besar yakni Mataram, Majapahit dan Demak. Karena tiga kerajaan ini sudah mengenal demokrasi sejak puluhan abad sehingga memahami sosok pemimpin yang diidamkan rakyatnya.
"Kalau sudah Majapahit, biasanya presiden kita ganti dari keturunan Mataram, kalau sudah Mataram ganti kerajaan Demak. Karena mereka manunggaling Gusti (berketuhanan)," ujar Rohmad dalam diskusi politik di Sugeng Sarjadi School Of Goverment (SSSG), Jakarta, Rabu (24/7/2013).
" Nah, Jokowi dari Mataram. Dulu Habibie hanya singgah saja sebentar," sambungnya.
Lebih lanjut terkait sosok pempimpin bangsa yang baik, kata Rohmad, dia harus bermuasabah politik atau introspeksi diri. Pemimpin sekarang ini kata Rohmad banyak yang arogan, tidak mawas diri dan terlalu percaya diri bahwa dirinya merasa paling tepat sebagai sosok pilihan rakyatnya.
"Kebanyakan nggak ngaca diri. Siapa yang bisa ngaca diri dan manunggalin gusti dia akan dipilih rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, Divisi Riset dan Penerbitan Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menobatkan Gubernur Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Popularitas Jokowi menurut responden jauh mengungguli 14 pesaingnya di angka 25,48 persen.
Hasil survei Aliansi Pemuda Indonesia (API) Perubahan juga menempatkan Gubernur DKI Joko Widodo sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. Untuk di posisi cawapres, nama Ketua KPK Abraham Samad ternyata memimpin. (Ein)