Anak Indonesia Rentan Berpunggung Bengkok, Apa Sebabnya?

Sinar matahari sangat baik bagi anak-anak. Sayangnya, banyak orang yang kini mengabaikannya. Padahal hal ini berkaitan dengan kesehatannya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Jul 2013, 15:00 WIB
Tulang belakang anak Indonesia lebih rentan terkena skoliosis (kondisi tulang belakang miring). Hal ini dipengaruhi oleh banyak buku yang biasanya dibawa ke sekolah. Selain itu, faktor kurangnya anak terkena sinar matahari sewaktu kecil.

Seperti diketahui, sinar matahari sangat baik bagi anak-anak. Selain baik bagi pertumbuhan tulang anak karena mengandung vitamin D, sinar matahari pagi antara pukul tujuh pagi sampai pukul sembilan pagi juga memiliki banyak manfaat. Manfaat lainnya seperti mendapatkan kekebalan tubuh, membunuh kuman, bahkan bisa mengurangi kolesterol dalam darah.

Sayangnya, manfaat ini kini sering diabaikan oleh para orangtua maupun anak-anak. Pukul 06.30 anak-anak bahkan sudah masuk sekolah. Pulang sekolah sekitar pukul 12.00 siang. Hal ini rutin terjadi dari hari Senin hingga Jumat. Kemudian di akhir pekan, anak justru malah dibawa ke Mal oleh orangtuanya.

Dikatakan chiropractor dari Chiropractic Indonesia Joanna Wilson, D. C saat diwawancarai Liputan6.com beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa anak Indonesia rentan mengalami penyakit tulang belakang. Hal ini salah satunya dipicu oleh kurangnya anak-anak mendapatkan sinar matahari di pagi hari.

"Di negara asal saya di New Zealand, baik anak-anak maupun orang dewasa bebas menghirup udara pagi dan terkena sinar matahari. Tapi saya lihat di Indonesia, anak-anak lebih banyak beraktivitas di mal. Padahal sinar matahari pagi sangat baik untuk kesehatan tulang," jelasnya.

Karena masalaah ini sering diabaikan, Joanna berharap para orangtua dapat memerhatikan tulang belakang anaknya. Karena tulang belakang anak akan lebih cepat diperbaiki daripada menundanya hingga dewasa. Jika hal ini terus masih diabaikan, hal ini akan menyebabkan banyak penyakit.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya